REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memanggil manajemen PT Multistrada Arah Sarana Tbk, produsen ban merek Michelin di Cikarang, untuk meminta penjelasan terkait isu pemutusan hubungan kerja (PHK) di perusahaan tersebut. Pemanggilan dilakukan setelah muncul laporan dari serikat pekerja mengenai pengurangan ratusan tenaga kerja di pabrik ban itu.
Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arief, menyampaikan pihaknya telah meminta klarifikasi langsung kepada perusahaan mengenai kondisi terkini. Kemenperin menegaskan agar setiap langkah penyesuaian tenaga kerja dilakukan sesuai ketentuan hukum dan memastikan hak-hak pekerja tetap terlindungi.
Tidak ada kode iklan yang tersedia.“Kami sudah meminta klarifikasi kepada perusahaan dan mengingatkan bahwa seluruh proses penyesuaian tenaga kerja wajib mematuhi aturan ketenagakerjaan serta menjamin hak pekerja terpenuhi,” ujar Febri dalam keterangan resmi di Jakarta, dikutip Rabu (5/11/2025).
Dari hasil pertemuan, pihak PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) menjelaskan saat ini perusahaan sedang mengalami penurunan permintaan pasar global yang berdampak pada turunnya produksi. Kondisi tersebut memaksa perusahaan melakukan langkah efisiensi, termasuk pengurangan tenaga kerja di sejumlah bagian.
Kemenperin mencatat, perusahaan ban tersebut beroperasi di kawasan berikat dan sebagian besar hasil produksinya diekspor, salah satunya ke Amerika Serikat. Penurunan permintaan dari pasar ekspor menjadi salah satu faktor utama yang menekan volume produksi dalam beberapa bulan terakhir.
Menindaklanjuti situasi ini, Kemenperin meminta agar seluruh mekanisme ketenagakerjaan ditempuh dengan benar. Proses PHK, konsultasi dengan serikat pekerja, serta penerapan perjanjian kerja bersama (PKB) harus dilakukan secara terbuka dan sesuai ketentuan.
“Kami mendorong dialog tripartit antara pemerintah, perusahaan, dan serikat pekerja agar keputusan diambil secara adil, transparan, dan menjaga stabilitas hubungan industrial,” kata Febri.
Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, bersama sejumlah anggota dewan mendatangi langsung pabrik Multistrada di Cikarang pada Senin (3/11/2025). Kunjungan tersebut merupakan bagian dari kerja Satuan Tugas (Satgas) PHK yang dibentuk DPR untuk menindaklanjuti laporan serikat pekerja.
Dasco meminta perusahaan menghentikan sementara proses PHK sampai seluruh mekanisme ketenagakerjaan diperiksa kembali. Ia menilai perlu ada komunikasi lebih terbuka antara pihak perusahaan dan pekerja agar penyelesaian dilakukan secara adil.
Ketua Pimpinan Unit Kerja (PUK) SP KEP SPSI PT Multistrada, Guntoro, menyebut sebanyak 370 karyawan telah terdampak PHK, terdiri atas 200 pekerja di bagian produksi dan sisanya di bagian logistik. Menurutnya, alasan efisiensi dan restrukturisasi disampaikan perusahaan karena penurunan permintaan global.
Kemenperin menegaskan, sektor industri ban nasional memiliki peran strategis dalam rantai pasok otomotif dan manufaktur Indonesia. Pemerintah akan terus menjaga iklim usaha yang sehat, mendorong inovasi, serta memastikan keberlanjutan investasi di sektor ini.
Untuk menjaga situasi tetap kondusif, Kemenperin menyiapkan langkah pendampingan, seperti penilaian kondisi industri dan tenaga kerja bersama pihak terkait, hingga program peningkatan kompetensi melalui Balai Diklat Industri (BDI) bila dibutuhkan. Kemenperin juga memfasilitasi komunikasi antara perusahaan dan pekerja agar seluruh proses berjalan sesuai ketentuan.
Kementerian memastikan akan terus memantau perkembangan kasus PHK ini dan menyampaikan hasil verifikasi resmi setelah data lengkap diperoleh. Pemerintah berharap penyelesaian dapat dilakukan secara konstruktif tanpa menimbulkan gejolak di lapangan.
PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) mulai beroperasi secara komersial pada Agustus 1995. Perusahaan ini dimiliki langsung oleh Compagnie Générale des Établissements Michelin (Michelin) sebagai entitas anak dan produsen ban merek Michelin di Indonesia. Produk pabrik tersebut tidak hanya dilepas ke pasar domestik, tetapi juga ke berbagai wilayah Asia, Eropa, Amerika, dan Afrika.

3 hours ago
3












































