Keunggulan Kepulauan Indonesia dalam Menghadapi Penyakit Hewan

1 hour ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menilai kondisi kepulauan Indonesia memberi keuntungan tersendiri dalam penanganan penyakit hewan. Dengan lebih dari 17 ribu pulau, mekanisme isolasi alami diyakini bisa dimanfaatkan untuk mencegah penyebaran penyakit lintas batas.

“Dalam penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), karakter kepulauan memungkinkan kita melakukan isolasi alami antarwilayah,” kata Sudaryono dalam pembukaan Konferensi ke-34 Komisi Regional Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (WOAH) untuk Asia dan Pasifik di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (22/9/2025) lalu.

Karena itu, Wamentan menyinggung usulan pemerintah Indonesia terkait sembilan provinsi sebagai zona bebas PMK. “Kami berharap usulan ini segera mendapat pengakuan, termasuk untuk penyakit hewan lain yang berpotensi menyebar di kepulauan kita,” ujarnya.

Sudaryono mencontohkan pengalaman saat pandemi Covid-19. Sejumlah pulau mampu menjaga nol kasus dengan mekanisme blokade akses, yang terbukti efektif melindungi manusia maupun hewan. Menurutnya, pengalaman ini menjadi bukti alam Indonesia bisa menjadi benteng alami terhadap penyebaran wabah.

Ia menilai konferensi WOAH hadir di tengah tantangan besar dunia, mulai dari penyakit hewan lintas batas, zoonosis, hingga ancaman resistensi antimikroba. Penyakit terbaru seperti PMK, rabies, flu burung patogen tinggi, dan African Swine Fever (ASF) telah membuktikan betapa cepat penyebaran penyakit sekaligus besarnya dampak bagi peternak, ekonomi, dan perdagangan internasional.

Karena itu, Wamentan menekankan pentingnya deteksi dini, respons cepat, dan penguatan layanan veteriner. “Kesehatan hewan bukan hanya soal penyakit, tetapi juga jaminan ketersediaan protein hewani yang aman, sehat, utuh, dan halal. Hal ini sejalan dengan agenda Asta Cita Presiden untuk mewujudkan ketahanan pangan berkelanjutan dan tangguh,” ujarnya.

Sudaryono juga mengaitkan isu kesehatan hewan dengan program besar Presiden, yaitu makan bergizi gratis bagi 82,9 juta pelajar. Program tersebut, kata dia, akan mendorong kebutuhan besar protein hewani seperti telur, ayam, daging, ikan, dan susu. Karena itu, kesehatan hewan menjadi kunci agar pasokan protein hewani cukup, aman, dan berkualitas.

Ia menegaskan Indonesia masih terbuka untuk investasi, terutama dalam produksi susu dan sapi potong. Target pemerintah dalam lima tahun ke depan adalah tambahan minimal dua juta ekor sapi, seiring meningkatnya permintaan akibat program makan siang gratis.

Konferensi WOAH di Jakarta, lanjut Sudaryono, menjadi momentum penting bagi negara-negara di Asia dan Pasifik untuk memperkuat kerja sama. Pertemuan ini diharapkan menghasilkan rekomendasi konkret dalam menghadapi penyakit lintas batas, memperkuat sistem veteriner, serta mendukung konsep One Health yang menghubungkan kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan.

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|