Jakarta, CNBC Indonesia - Harga beras di Jepang telah mencapai rekor tertinggi selama lima bulan berturut-turut. Biaya rata-rata beras yang dijual kepada pedagang grosir oleh koperasi pertanian dan lainnya naik 69% pada Januari dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Melansir NHK pada Senin (3/3/3035), Kementerian Pertanian Jepang mengatakan harga rata-rata 60 kilogram beras di semua merek mencapai 25.927 yen atau sekitar Rp2,8 juta. Harga tersebut naik sekitar 8 dolar dari Desember, dan merupakan harga tertinggi sejak 2006.
Berdasarkan varietasnya, harga beras premium Nanatsuboshi dari Hokkaido meningkat 88% year-on-year (yoy). Diikuti oleh beras Akitakomachi dari Prefektur Akita, yang naik 80%, dan beras Hitomebore dari Prefektur Iwate yang naik 67%.
Sementara harga grosir beras merah Koshihikari dari Prefektur Niigata berada di kisaran 48.300 yen (Rp5,2 juta) hingga 48.500 yen (Rp5,3 juta) per 60 kilogram per 26 Februari. Harga ini sedikit berubah dari bulan sebelumnya, menurut firma riset pasar beras Beikoku Databank.
Kementerian mengaitkan lonjakan harga tersebut dengan persaingan di antara pembeli untuk mengamankan pasokan. Pemerintah telah mengambil langkah-langkah untuk melepaskan beras dari stoknya guna menstabilkan distribusi.
Namun prediksi menyebut harga beras di Jepang tetap tinggi meskipun ada harapan bahwa harga akan kembali normal. Pemerintah sebelumnya mengumumkan rencana dua minggu lalu untuk melepaskan stoknya guna mengekang lonjakan harga.
Pada 14 Februari, pemerintah mengatakan akan melepaskan hingga 210.000 ton beras yang ditimbunnya, untuk diserahkan kepada pedagang grosir pada pertengahan Maret setelah dilelang dan diharapkan akan tersedia di rak-rak toko antara akhir Maret dan awal April. Pemerintah dijadwalkan akan melepas 150.000 ton beras pada tahap pertama, dan dapat melepas tambahan 60.000 ton jika diperlukan.
Kementerian Pertanian memperkirakan pengumuman itu sendiri akan menyebabkan harga lebih rendah sebelum pelepasan stok beras. Namun, tidak ada efek seperti itu, kata seorang eksekutif di pedagang grosir beras besar.
"Begitu hasil (lelang) diumumkan, itu akan berdampak pada penurunan harga," kata seorang pejabat di firma riset tersebut, seperti dikutip Kyodo News.
Menurut data harga konsumen yang dirilis bulan lalu, harga beras melonjak 27,7% pada tahun 2024 dari tahun sebelumnya, kenaikan terbesar sejak 1975. Pada bulan Desember saja, harga melonjak 64,5% dari tahun sebelumnya.
Lonjakan harga tersebut menyusul panen yang buruk pada musim panas tahun 2023 akibat periode suhu tinggi yang mengurangi jumlah beras yang tersedia untuk didistribusikan pada tahun berikutnya. Peningkatan tajam jumlah wisatawan asing juga telah mendorong peningkatan konsumsi beras di restoran.
Pemerintah Jepang telah menimbun 910.000 ton beras. Rencana pelepasan setara dengan lebih dari 20% dari cadangan.
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Jelang Ramadan, Harga Beras berpotensi Naik
Next Article Badan Pangan Tiba-Tiba Warning Harga Beras, Minta Perhatian Serius