Pemimpin Tertinggi Korea Utara (Korut), Kim Jong Un, mengawasi peluncuran rencana resor wisata tepi pantai, Selasa (31/12/2024). Hal ini terjadi saat Pyongyang dilaporkan berencana melakukan pembukaan kembali perbatasannya yang telah tutup lama akibat Covid-19.(KCNA via REUTERS)
Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) mengatakan bahwa Kim hadir langsung bersama putrinya, Kim Ju Ae, dalam proyek besar itu. Dalam peresmian proyek tersebut, Kim menekankan pentingnya menggenjot kembali sektor pariwisata. (KCNA via REUTERS)
"Resor tersebut, bagian dari proyek pembangunan Wonsan-Kalma yang ada di Timur, adalah 'langkah besar pertama' dalam mengembangkan pariwisata," ujar Kim dalam kesempatan itu yang dikutip juga oleh AFP. (KCNA via REUTERS)
Gambar yang dirilis oleh KCNA menunjukkan Kim dan putrinya berjalan di sepanjang tepi pantai dan mengunjungi pembangunan hotel yang sepi. Ia kemudian juga menyatakan 'sangat puas' bahwa fasilitas telah dibangun 'sehingga dapat digunakan untuk menyelenggarakan acara eksternal, politik, dan budaya penting negara tersebut'.(KCNA via REUTERS)
"Jika industri pariwisata dikembangkan dengan memanfaatkan secara aktif kondisi dan lingkungan yang menguntungkan tersebut, maka akan membuka ranah baru pembangunan budaya sosialis dan menghasilkan kekuatan pendorong lain untuk mempromosikan peremajaan regional dan pertumbuhan ekonomi nasional," tambahnya. (KCNA via REUTERS)
Para analis mengatakan Kim menunjukkan minat yang besar dalam mengembangkan industri pariwisata Korut. Proyek Wonsan-Kalma merupakan salah satu poin yang menjadi fokus pemerintahannya di bidang pariwisata. (KCNA via REUTERS)
Perlu diketahui, sekelompok sekitar 100 wisatawan Rusia tiba di Pyongyang pada bulan Februari. Mereka merupakan wisata asing pertama yang diketahui berkunjung sejak pembatasan perbatasan dicabut, dan dilaporkan melanjutkan perjalanan ke resor ski di dekat Wonsan. (KCNA via REUTERS)
Pariwisata ke Korut dibatasi sebelum pandemi, dengan perusahaan tur mengatakan sekitar 5.000 wisatawan Barat berkunjung setiap tahun. Diketahui, Warga negara Amerika Serikat (AS) menyumbang sekitar 20% pasar wisata sebelum Washington melarang perjalanan menyusul pemenjaraan dan kematian pelajar Amerika Otto Warmbier, di negara itu.(KCNA via REUTERS)