Kondisi Terkini Tambang Freeport Setelah Kebakaran di 2024

2 days ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Freeport Indonesia (PTFI) mengungkapkan walau sempat terkendala kejadian terbakarnya fasilitas pemurnian dan pemrosesan atau smelter milik PTFI pada tahun 2024 lalu, perusahaan tetap melakukan kegiatan pertambangan secara penuh.

Presiden Direktur PTFI Tony Wenas mengatakan bahwa pihaknya memastikan produksi perusahaan melalui kegiatan pertambangan masih tetap berjalan normal walau saat ini smelternya berhenti berproduksi imbas dari kecelakaan tersebut.

"Miningnya sekarang masih full (berproduksi)," katanya ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian, Jumat (3/1/2024).

Tony mengatakan, pihaknya saat ini masih memberhentikan produksi smelter miliknya lantaran masih dilakukan perbaikan pasca kebakaran yang pernah melanda.

"Masih full berhenti. Kalau lagi perbaikan kan nggak mungkin produksi, karena itu kan Capure CO2," tambahnya.

Di tempat yang sama, Plt. Staf Ahli Bidang Regulasi, Penegakan Hukum, dan Ketahanan Ekonomi Kemenko Perekonomian, Elen Setiadi menjelaskan bahwa berdasarkan laporan PTFI usai insiden kebakaran, smelter PTFI baru bisa memulai produksinya kembali di Juli 2025.

"Katanya masih enam bulan lagi ya, pokoknya selesai. Awal ramp-up. Pokoknya semester 1 selesai," ujarnya.

Namun, meski ramp-up ditargetkan dapat terlaksana pada bulan Juli, smelter PTFI tidak dapat langsung berproduksi secara penuh. Setidaknya ramp up smelter PTFI hanya mencapai 40% dari kapasitas total produksi perusahaan. "Juli (ramp up) 40% dari kapasitas smelter baru," kata Elen.

Sebelumnya, Tony mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan investigasi menyeluruh untuk mengetahui penyebab terjadinya kebakaran dan menilai kerusakan yang terjadi.

"Kami akan melakukan investigasi menyeluruh untuk mengetahui penyebab dari kebakaran dan melakukan assessment terhadap kerusakan yang terjadi dengan harapan di kemudian hari hal ini bisa dihindari dan tidak terjadi lagi," kata Tony, Selasa (15/10/2024).

Menurut dia, dalam penanganan kebakaran ini, tim tanggap darurat PTFI bersama beberapa pihak dan perusahaan di sekitar smelter bergerak cepat untuk menangani insiden kebakaran tersebut.

"Kami memastikan seluruh karyawan aman dan tidak ada yang cedera dan tidak ada dampak negatif kepada kesehatan masyarakat sekitar dan lingkungan sekitar," ujarnya.

Tony menjelaskan insiden kebakaran sendiri terjadi di fasilitas gas cleaning plant. Fasilitas ini merupakan sebuah unit yang berfungsi membersihkan gas CO2 yang dihasilkan dari proses pembakaran konsentrat yang kemudian dapat dikonversi menjadi asam sulfat.

Produk ini nantinya bisa dimanfaatkan untuk industri pupuk, pabrik HPAL nikel, dan berbagai kebutuhan lainnya. "Gas CO2 itu diberikan untuk nanti dikonversikan jadi asam sulfat yang dapat dimanfaatkan antara lain untuk pabrik pupuk dan juga nikel HPAL dan kebutuhan lainnya," kata dia.


(fab/fab)

Saksikan video di bawah ini:

Video : FBI Selidiki Teror Tesla Cybertruck

Next Article Pabrik Tembaga Raksasa Milik RI Mau Produksi, 20 Ton Emas Diborong Ini

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|