Jakarta, CNBC Indonesia - Citibank N.A. Indonesia (Citi Indonesia) mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp645,35 miliar sepanjang kuartal I-2025. Perolehan itu menurun 3,09% secara tahunan atau year on year (yoy) dari periode yang sama setahun sebelumnya sebesar Rp665,90 miliar.
Mengutip laporan keuangannya yang berakhir pada bulan Maret 2024, Citi Indonesia sebenarnya mencatatkan kenaikan pada top line. Pendapatan bunga tercatat naik 2,58% yoy menjadi Rp1,33 triliun dan beban bunga turun 18,54% yoy menjadi Rp295,95 miliar. Alhasil, pendapatan bunga bersih tumbuh 10,8% yoy menjadi Rp1,03 triliun.
Pada fungsi intermediasi, Citi Indonesia juga mencatatkan penurunan pada penyaluran kredit, dengan jumlah kredit yang diberikan turun 11,22% yoy menjadi Rp27,97 triliun pada tiga bulan pertama tahun ini.
Seiring dengan penurunan tersebut, kualitas kredit tercatat membaik. Rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross turun dari 3,40% setahun sebelumnya menjadi 0,20% pada kuartal I-2025. Sementara itu NPL net meningkat tipis menjadi 0,19% dari 0,0%.
CEO Citi Indonesia, Batara Sianturi mengatakan bahwa penyebab penurunan kredit ini adalah dampak dari tarif yang membuat para nasabah bersikap "wait and see." Ia mengatakan bisnis sektor manufaktur, agribisnis, pertambangan, perdagangan, dan transportasi tetap bertumbuh positif. Sedangkan sektor keuangan dan komunikasi mengalami perlambatan.
"Jadi kita melihat quite well diversified bahwa beberapa sektor yang memberikan pertumbuhan sejak Desember dari awal tahun. Tetapi ada juga beberapa sektor yang masih belum melakukan pertumbuhan untuk kuartal satu yang kita harapkan di the remaining three quarters," terang Batara pada saat Konferensi Pers Kinerja Keuangan Citi Indonesia di Ayana Midplace Plaza, Senin (26/5/2025).
Pada pendanaan, bank milik raksasa Amerika Serikat Citigroup itu juga mencatatkan penurunan hingga Maret 2025. Total dana pihak ketiga (DPK) tercatat sebesar Rp55,65 triliun, turun 4,2% yoy dari Rp58,09 triliun setahun sebelumnya.
Total aset tercatat sebesar Rp91,04 triliun per Maret 2025.
Jakarta, CNBC Indonesia - Citibank N.A. Indonesia (Citi Indonesia) mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp645,35 miliar sepanjang kuartal I-2025. Perolehan itu menurun 3,09% secara tahunan atau year on year (yoy) dari periode yang sama setahun sebelumnya sebesar Rp665,90 miliar.
Mengutip laporan keuangannya yang berakhir pada bulan Maret 2024, Citi Indonesia sebenarnya mencatatkan kenaikan pada top line. Pendapatan bunga tercatat naik 2,58% yoy menjadi Rp1,33 triliun dan beban bunga turun 18,54% yoy menjadi Rp295,95 miliar. Alhasil, pendapatan bunga bersih tumbuh 10,8% yoy menjadi Rp1,03 triliun.
Pada fungsi intermediasi, Citi Indonesia juga mencatatkan penurunan pada penyaluran kredit, dengan jumlah kredit yang diberikan turun 11,22% yoy menjadi Rp27,97 triliun pada tiga bulan pertama tahun ini.
Seiring dengan penurunan tersebut, kualitas kredit tercatat membaik. Rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross turun dari 3,40% setahun sebelumnya menjadi 0,20% pada kuartal I-2025. Sementara itu NPL net meningkat tipis menjadi 0,19% dari 0,0%.
CEO Citi Indonesia, Batara Sianturi mengatakan bahwa penyebab penurunan kredit ini adalah dampak dari tarif yang membuat para nasabah bersikap "wait and see." Ia mengatakan bisnis sektor manufaktur, agribisnis, pertambangan, perdagangan, dan transportasi tetap bertumbuh positif. Sedangkan sektor keuangan dan komunikasi mengalami perlambatan.
"Jadi kita melihat quite well diversified bahwa beberapa sektor yang memberikan pertumbuhan sejak Desember dari awal tahun. Tetapi ada juga beberapa sektor yang masih belum melakukan pertumbuhan untuk kuartal satu yang kita harapkan di the remaining three quarters," terang Batara pada saat Konferensi Pers Kinerja Keuangan Citi Indonesia di Ayana Midplace Plaza, Senin (26/5/2025).
Pada pendanaan, bank milik raksasa Amerika Serikat Citigroup itu juga mencatatkan penurunan hingga Maret 2025. Total dana pihak ketiga (DPK) tercatat sebesar Rp55,65 triliun, turun 4,2% yoy dari Rp58,09 triliun setahun sebelumnya.
Total aset tercatat sebesar Rp91,04 triliun per Maret 2025.
(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Q1-2025 Positif, Dirut BTN Optimistis Bisnis Lanjut Nge-Gas!
Next Article Fenomena Bank Asing Angkat Kaki dari RI, Terbaru Bank Asal Australia