Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas saham perbankan berjatuhan pada perdagangan sesi I Kamis (6/2/2025), setelah beberapa emiten perbankan raksasa merilis kinerja keuangan pada 2024.
Hingga pukul 11:35 WIB, terpantau sepuluh saham perbankan secara mayoritas memerah, dengan delapan saham ambles lebih dari 1%. Sedangkan dua saham melemah kurang dari 1%.
Saham perbankan Himbara PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menjadi yang paling parah koreksinya di sesi I hari ini yakni mencapai 6,79% ke posisi Rp 5.150/unit.
Di posisi kedua ada saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) yang ambruk 3,56% menjadi Rp 4.340/unit.
Namun, ada satu saham perbankan yang berhasil menguat di sesi I hari ini yakni saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), yang menguat 0,34% ke Rp 2.960/unit.
Berikut pergerakan saham bank raksasa pada sesi I hari ini.
Di lain sisi, saham perbankan ambruk setelah beberapa emiten perbankan raksasa merilis kinerja keuangannya pada 2024. Hingga hari ini, sudah ada dua emiten yang merilis kinerja keuangan pada 2024 lalu, yakni BBNI dan BMRI.
BMRI mencatatkan laba bersih periode berjalan secara konsolidasi yang dapat diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp55,78 triliun sepanjang tahun 2024. Perolehan tersebut tumbuh 1,31% secara tahunan (yoy) dari perolehan tahun 2023 sebesar Rp55,06 triliun.
Sementara itu, BBNI mencetak laba sebesar Rp 21,46 triliun sepanjang 2024. Perolehan laba itu naik 2,64% secara tahunan (yoy) dari setahun sebelumnya sebesar Rp20,90 triliun pada dari tahun 2023.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, laba BNI tertekan oleh beban bunga yang melonjak sebesar 29,24% secara tahunan (yoy) menjadi Rp26,1 triliun. Pada periode yang sama pendapatan bunga naik 8,32% yoy menjadi Rp66,58 triliun.
Kedua bank besar tersebut melaporkan lonjakan beban bunga. BBNI membukukan pertumbuhan beban bunga sebesar 29,24%, sedangkan BMRI naik 34,97%.
BBNI dan BMRI pun kompak memberikan sinyal untuk fokus mencari dana murah pada tahun ini. Hal ini merupakan respons kedua bank terhadap tantangan likuiditas yang masih membayangi industri perbankan.
CNBC Indonesia Research
Sanggahan:Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Musim Rilis Kinerja - Trump 2.0, Saham Mana Yang Layak Diburu?
Next Article The Fed & BI Pangkas Suku Bunga, Saham Bank Kompak Terbang