Pengunjung membeli kuliner tradisional berbahan singkong pada Festival Cireundeu 2025, di kampung adat Cireundeu di Cimahi, Sabtu (15/11/2025). Kegiatan tahunan ini merupakan upaya pelestarian seni budaya dan diversifikasi pangan khususnya panganan berbahan singkong..
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lonjakan arus wisatawan selama periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) kembali menjadi sorotan seiring meningkatnya aktivitas perjalanan, okupansi hotel, serta belanja rekreasi masyarakat. Direktur Pengembangan Big Data Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto mengatakan peningkatan mobilitas masyarakat merupakan hal yang lumrah terjadi saat akhir tahun.
"Ini lebih ke momen musiman, masyarakat memang meningkatkan konsumsi, termasuk dalam konsumsi rekreasi saat libur," ujar Eko saat dihubungi Republika di Jakarta, Senin (29/12/2025).
Menurut Eko, pola konsumsi yang meningkat pada momen libur panjang merupakan perilaku yang berulang setiap tahun dan tidak selalu mencerminkan kondisi fundamental ekonomi rumah tangga. Meski bersifat sementara, ucap dia, lonjakan tersebut tetap memberi kontribusi terhadap perputaran ekonomi nasional, khususnya di sektor pariwisata, transportasi, dan jasa pendukung lainnya.
"Implikasinya akan meningkatkan laju konsumsi rumah tangga," ucap Eko.
Namun demikian, Eko menegaskan peningkatan mobilitas tersebut tak serta merta menjadi pertanda membaiknya daya beli masyarakat secara keseluruhan. Eko menilai perlunya lengamatan dalam rentang waktu yang lebih panjang setelah periode liburan berakhir dalam menilai tingkat daya beli masyarakat secara akurat.
"Untuk menggambarkan daya beli, perlu dilihat dalam periode yang lebih jauh, misal setelah momen liburan tersebut apakah laju tabungan, khususnya di bawah Rp100 juta akan stabil atau makin tergerus," kata Eko.

3 hours ago
1

















































