M Qodari dan Kembalinya Ruh Kantor Staf Kepresidenan

2 hours ago 1

Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) M Qodari di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu (17/9/2025).

Oleh : Prof. Ali Mochtar Ngabalin, M. Si*

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lebih kurang 8 tahun saya aktif di Kantor Staf Presiden. Dari pengalaman itu, saya melihat bahwa KSP bukan sekadar kantor birokrasi. Ia adalah rumah politik Presiden, tempat setiap keputusan penting diproses, dibahas, dan dipastikan berjalan sampai menyentuh denyut kehidupan rakyat.

Banyak program strategis yang tampak buntu, begitu masuk ke tangan KSP bisa menemukan jalan terang. Karena itu saya selalu menyebut KSP sebagai etalase utama Istana Kepresidenan, wajah Presiden di mata publik. Seluruh staf presiden baik dari menteri sampai menko, Kantor Staf Presiden menjadi rumah bagi mereka untuk berjumpa secara personal membahas hal-hal strategis yang mungkin tidak selesai tanpa adanya mediator ini.

Hari ini ruh itu terasa hidup kembali. Presiden Prabowo Subianto resmi melantik Muhammad Qodari, Ph.D. sebagai Kepala Staf Kepresidenan menggantikan AM Putranto. Bagi saya, ini bukan sekadar pergantian pejabat. Ini adalah tanda bahwa Presiden ingin KSP kembali pada khitahnya: menjadi pusat kendali strategi politik-kenegaraan yang penuh energi. Sosok Qodari, dengan rekam jejak sebagai pengamat politik, akademisi, sekaligus peneliti opini publik, membawa kombinasi pengalaman dan visi yang pas untuk membangkitkan ruh KSP yang sempat redup.

Figur Qodari dan Tantangan Baru KSP

Qodari bukanlah figur asing di dunia politik Indonesia. Ia sudah lama mengamati denyut politik Indonesia, membangun Indo Barometer, serta sudah terbiasa dengan data dan persepsi publik. Sebelum naik sebagai Kepala Staf, ia menjabat Wakil KSP dan memahami dari dekat ritme kerja Istana. Karena itu, ketika ia menegaskan bahwa KSP akan aktif menyampaikan informasi tentang program prioritas Presiden, saya yakin yang berbicara bukan sekadar kata-kata, tetapi pengalaman panjang yang matang.

Salah satu program yang ia soroti adalah Makan Bergizi Gratis. Program ini bukan basa-basi. Ia adalah instrumen strategis untuk menekan angka stunting yang masih 20% sekaligus meningkatkan kualitas generasi Indonesia. Dengan gizi yang baik, kecerdasan anak bisa tumbuh, daya saing bangsa bisa terdongkrak. Asumsinya, jika makanan yang dikonsumsi adalah makanan yang baik, kita tentu ingin anak-anak Indonesia tidak kalah dengan Singapura, Tiongkok, atau Amerika Serikat.

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|