Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Prancis Emmanuel Macron menandatangani serangkaian kesepakatan penting dengan Vietnam, termasuk pembelian 20 pesawat Airbus A330neo, dalam kunjungan resminya ke Hanoi pada Senin (26/5/2025).
Kunjungan ini menjadi upaya strategis Prancis untuk memperkuat pengaruh di bekas koloninya, di tengah tekanan geopolitik yang meningkat, termasuk ancaman tarif tinggi dari Amerika Serikat terhadap Uni Eropa.
Kunjungan Macron merupakan yang pertama oleh presiden Prancis ke Vietnam dalam hampir satu dekade dan menandai babak baru hubungan bilateral yang telah ditingkatkan statusnya oleh Hanoi ke tingkat tertinggi pada tahun lalu.
"Kemitraan kami dengan Vietnam berarti kerja sama pertahanan yang diperkuat," ujar Macron dalam pernyataan pers bersama Presiden Vietnam Luong Cuong, tanpa sesi tanya jawab.
Selain kesepakatan pesawat, dokumen yang dilihat oleh Reuters menunjukkan bahwa kedua negara juga menandatangani kerja sama di sektor energi nuklir, rel kereta api, satelit pengamatan bumi Airbus, dan vaksin Sanofi.
Kesepakatan ini muncul saat Vietnam menghadapi tekanan dari Washington untuk membeli lebih banyak produk AS sebagai upaya mengurangi surplus perdagangan besar dengan negara itu.
Presiden AS Donald Trump pada Jumat lalu mengancam akan mengenakan tarif 50% terhadap produk-produk Uni Eropa mulai Juni, yang memicu kekhawatiran di Eropa bahwa konsesi Vietnam kepada AS bisa merugikan kepentingan Eropa.
Menurut dua pejabat Uni Eropa yang berbasis di Vietnam, Vietnam telah didesak untuk tidak membuat konsesi yang merugikan perusahaan Eropa, terutama dalam konteks pembelian pesawat. Airbus, yang memasok 86% armada pesawat di Vietnam, sangat terdampak oleh potensi pergeseran preferensi pemerintah Hanoi terhadap Boeing dari AS.
"Vietnam harus memastikan bahwa keputusan perdagangan mereka tidak merugikan kepentingan Eropa," kata salah satu pejabat Uni Eropa yang enggan disebutkan namanya.
Detail Kesepakatan Airbus dan Proyek Satelit
Kesepakatan pembelian 20 pesawat Airbus A330neo oleh maskapai berbiaya rendah VietJet merupakan lanjutan dari perjanjian serupa yang ditandatangani tahun lalu. Selain itu, Airbus Defence juga menandatangani perjanjian kerja sama dengan Vietnam untuk pengembangan satelit pengamatan bumi.
Vietnam telah lama mempertimbangkan penggantian satelit VNREDSat-1, satelit pengamatan bumi yang dibangun oleh EADS (pendahulu Airbus) dan diluncurkan pada 2013. Proyek penggantian satelit ini menjadi bagian penting dari strategi modernisasi Vietnam di bidang teknologi ruang angkasa dan pengawasan lingkungan.
Di sisi lain, Vietnam juga telah mengindikasikan kemungkinan membeli setidaknya 250 pesawat Boeing untuk maskapai nasional Vietnam Airlines dan pesaingnya, VietJet. Kesepakatan dengan Boeing dinilai dapat mengurangi ketegangan dagang dengan AS, di mana Vietnam mengalami surplus perdagangan yang cukup besar.
Namun, pejabat Uni Eropa memperingatkan bahwa terlalu berpihak pada Washington dalam keputusan perdagangan strategis bisa mengancam hubungan dagang dengan UE, yang merupakan salah satu mitra dagang terbesar Vietnam dan telah memiliki perjanjian perdagangan bebas dengan negara Asia Tenggara itu.
Dalam konferensi pers bersama, Macron juga menegaskan kembali dukungan Prancis terhadap kebebasan navigasi, isu penting bagi Vietnam yang kerap berselisih dengan China terkait klaim wilayah di Laut Cina Selatan.
Presiden Vietnam Luong Cuong menyambut kerja sama pertahanan dengan Prancis, termasuk berbagi informasi strategis, kerja sama industri pertahanan, keamanan siber, dan kontra-terorisme.
Kunjungan ke Vietnam ini merupakan bagian pertama dari tur Asia Tenggara Macron, yang juga akan mencakup kunjungan ke Indonesia dan Singapura.
Pada Selasa (27/5/2025), Macron dijadwalkan mengunjungi salah satu universitas di Hanoi sebelum melanjutkan perjalanan ke Jakarta.
(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Prabowo Hadiri KTT ASEAN di Malaysia
Next Article Kunjungi RI di Bulan Mei, Presiden Prancis Bakal Bertemu Prabowo