Mahasiswa AKPRIND University Laksanakan Program BEM Berdampak di Desa Kepuharjo Wonogiri

8 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, WONOGIRI -- Sebanyak 20 mahasiswa dari Universitas AKPRIND Indonesia melaksanakan kegiatan BEM Berdampak di Desa Kepuharjo, Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri. Kegiatan ini sebagai bentuk nyata pengabdian kepada masyarakat baik mahasiswa maupun doosen dalam implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Kegiatan yang berlangsung selama 40 hari mengusung tema 'Kolaborasi Mahasiswa untuk Desa Berdaya dan Mandiri' dengan fokus pada pemberdayaan masyarakat desa, peningkatan literasi digital, serta pengelolaan lingkungan berkelanjutan.

Program diawali dengan penerjunan mahasiswa, yang dihadiri oleh perwakilan Pemerintah Desa Kepuharjo, mahasiswa dan perwakilan dari masyarakat serta para dosen pembimbing lapangan. Dalam sambutannya, Kepala Desa Kepuharjo menyampaikan apresiasi atas inisiatif mahasiswa AKPRIND yang turut berperan dalam pembangunan desa.

"Kami menyambut baik kehadiran adik-adik mahasiswa. Kegiatan ini menjadi contoh sinergi antara dunia pendidikan dan masyarakat desa,"ujarnya.

Selama pelaksanaan kegiatan, mahasiswa akan melaksanakan berbagai kegiatan yang diharapkan memberikan dampak yang berkelanjutan bagi masyarakat, khusus masyarakat di dusun Gunung gede Desa Kepuharjo, Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri. Menurut penanggung jawab kegiatan, Prof Dr Anak Agung Putu Susastriawan, ST, MTech, mahasiswa Universitas AKPRIND akan menjalankan berbagai program pelatihan yang dirancang sesuai kebutuhan masyarakat dusun Gunung Gede, desa Kepuharjo Wonogiri. "Kegiatan difokuskan pada bidang ekonomi produktif, teknologi tepat guna, dan pertanian ramah lingkungan," ujarnya.

Lebih lanjut Prof Agung menjelaskan, salah satu kegiatan utama adalah pelatihan pengolahan hasil pertanian lokal, seperti mengolah singkong menjadi mie pentil dan patilo, serta jagung menjadi produk kering dan tepung. “Dengan cara ini, hasil panen warga memiliki nilai tambah dan bisa menjadi produk unggulan desa," katanya.

Selain itu, mahasiswa juga memberikan pelatihan penggunaan alat teknologi tepat guna, seperti mesin pemarut dan pemeras tepung singkong, mesin penepung singkong dan jagung, mesin pemipil jagung, hingga mesin pengering tepung. "Teknologi ini membantu efisiensi kerja warga dan memperkenalkan energi terbarukan,” tambahnya.

Program lain mencakup pelatihan pengelolaan air bersih yang dapat dikonsumsi masyarakat serta pelatihan budidaya alpukat secara organik dan ramah lingkungan. “Tujuannya agar masyarakat semakin mandiri dalam pengelolaan sumber daya lokal," kata Prof Agung.

Salah satu dosen pembimbing Lapangan, Dr Muchlis, SP MSc menjelaskan bahwa kegiatan BEM Berdampak bertujuan menumbuhkan empati sosial dan kepedulian mahasiswa terhadap kondisi masyarakat. "Kami ingin mahasiswa tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki kepekaan sosial serta kemampuan berkontribusi langsung dalam pembangunan masyarakat serta mampu menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama kuliah di masyarakat," katanya.

Di samping itu kegiatan BEM Berdampak bertujuan untuk memperkuat peran Badan Eksekutif Mahasiswa sebagai agen perubahan sosial berbasis ilmu pengetahuan, serta mendorong kolaborasi antara dosen dengan mahasiswa dalam pengembangan dan penerapan teknologi dan inovasi sebagai bagian dari Tridarma Perguruan Tinggi. Kegiatan ini merupakan pelaksanaan hibah dengan pendanaan dari Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan melalui Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi tahun 2025.

"Kegiatan BEM Berdampak Universitas AKPRIND Indonesia diharapkan dapat menjadi contoh kontribusi aktif mahasiswa dala pengembangan desa melalui penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. Program ini sekaligus memperkuat komitmen universitas dalam mendukung desa berdaya, mandiri, dan berwawasan lingkungan," ujar Muchlis.

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|