Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) periode 1977-1981, Jimmy Carter, meninggal dunia pada Minggu waktu setempat. Carter wafat dalam usia 100 tahun.
Media AS melaporkan bahwa Carter meninggal di rumahnya di Plains, Georgia. Ia wafat setelah sudah hampir dua tahun dirawat di rumah sakit.
"Ayah saya adalah pahlawan, tidak hanya bagi saya tetapi juga bagi semua orang yang percaya pada perdamaian, hak asasi manusia, dan cinta tanpa pamrih," kata Chip Carter, putranya, dikutip dari Reuters, Senin (30/12/2024).
"Saudara laki-laki, saudara perempuan, dan saya berbagi dengannya di seluruh dunia melalui keyakinan bersama ini. Dunia adalah keluarga kita karena cara ia menyatukan orang-orang, dan kami berterima kasih karena menghormati kenangannya dengan terus menjalankan keyakinan bersama ini," tambahnya.
Profil Jimmy Carter
Jimmy Carter, yang bernama lengkap James Earl Carter Jr, lahir pada tanggal 1 Oktober 1924 di kota kecil Plains, Georgia, sebagai anak tertua dari empat bersaudara. Ayahnya telah memulai bisnis kacang tanah keluarga, dan ibunya, Lillian, adalah seorang perawat terdaftar.
Sebagai pemain basket bintang di sekolah menengah, ia kemudian menghabiskan tujuh tahun di Angkatan Laut AS, selama waktu itu ia menikahi Rosalynn, seorang teman saudara perempuannya, dan menjadi perwira kapal selam. Namun setelah ayahnya meninggal pada tahun 1953, ia kembali untuk mengelola pertanian keluarga yang sedang sakit.
Panen tahun pertama gagal karena kekeringan. Namun Carter berhasil membalikkan keadaan dan menjadi kaya dalam prosesnya.
Ia kemudian terjun ke dunia politik dengan terpilih dalam serangkaian dewan sekolah dan perpustakaan lokal, sebelum mencalonkan diri untuk Senat Georgia. Selama menjabat dua periode di Senat negara bagian, ia berhasil memitigasi konflik dengan para penganut segregasi. yang membedakan domisili berdasarkan etnis.
Carter kemudian menjadi gubernur Georgia pada tahun 1970. Salah satu pencapaian terbesarnya adalah memajang foto Martin Luther King di dinding gedung DPR, saat Ku Klux Klan berdemonstrasi di luar. Ia juga memastikan bahwa warga Afrika-Amerika ditunjuk untuk menduduki jabatan publik.
"Saya katakan kepada Anda dengan terus terang bahwa masa untuk diskriminasi rasial sudah berakhir," tegasnya saat itu.
Jadi Presiden
Ia menjadi presiden setelah mengalahkan petahana kala itu dari Partai Republik Gerald Ford, pada pemilu 1976. Selama masa kepemimpinannya, banyak peristiwa penting yang menandai sejarah AS.
Di panggung internasional, ia membantu menengahi perjanjian perdamaian bersejarah antara Mesir dan Israel, yang dikenal sebagai Perjanjian Camp David. Perjanjian itu disebut menjadi gong stabilitas Timur Tengah.
Namun ia kesulitan menghadapi krisis sandera Kedutaan AS di Iran. Carter memutuskan hubungan diplomatik dengan Teheran dan menerapkan sanksi perdagangan dalam upaya putus asa untuk membebaskan warga Amerika.
Di sisi lain, AS juga turut dilanda resesi ekonomi, yang akhirnya membuat citra publiknya terus menerus menurun. Di pemilihan 1980, Carter akhirnya kemudian dikalahkan oleh lawannya, yang mantan aktor dan gubernur California. Ronald Reagan.
Pada hari terakhir masa jabatannya, Carter mengumumkan keberhasilan penyelesaian negosiasi pembebasan para sandera dengan Teheran. Iran sendiri disebut menunda waktu keberangkatan para sandera kembali hingga setelah Presiden Reagan dilantik agar Carter kalah dalam pemilihan.
Memulihkan Reputasi
Saat meninggalkan jabatannya, Carter memiliki salah satu peringkat persetujuan terendah di antara semua presiden AS. Namun pada tahun-tahun berikutnya, ia melakukan banyak hal untuk memulihkan reputasinya.
Atas nama pemerintah AS, ia melakukan misi perdamaian ke Korea Utara yang akhirnya menghasilkan Kerangka Kerja yang Disepakati, sebuah upaya awal untuk mencapai kesepakatan dalam membongkar persenjataan nuklirnya.
Perpustakaannya, Carter Presidential Center, menjadi pusat informasi ide dan program yang berpengaruh yang dimaksudkan untuk memecahkan masalah dan krisis internasional.
Pada tahun 2002, Carter menjadi presiden AS ketiga, setelah Theodore Roosevelt dan Woodrow Wilson, yang memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian. Ia juga merupakan satu-satunya Presiden yang mendapatkan penghargaan bergengsi itu untuk pekerjaan pasca-kepresidenannya.
"Masalah yang paling serius dan universal," katanya dalam ceramah Nobelnya, "adalah jurang yang semakin lebar antara orang terkaya dan termiskin di bumi."
Bersama Nelson Mandela, ia mendirikan The Elders, sebuah kelompok pemimpin global yang berkomitmen untuk bekerja demi perdamaian dan hak asasi manusia.
Hidup Sederhana
Saat pensiun, Carter memilih gaya hidup sederhana. Ia menghindari tampil di depan umum dan duduk di jajaran direksi perusahaan demi hidup sederhana bersama Rosalynn di Plains, Georgia, tempat keduanya dilahirkan.
"Saya tidak melihat ada yang salah dengan itu; saya tidak menyalahkan orang lain karena melakukannya," katanya kepada Washington Post. "Hanya saja, saya tidak pernah berambisi untuk menjadi kaya."
Ia adalah satu-satunya presiden modern yang kembali bekerja penuh waktu di rumahnya yang sederhana. Menurut Washington Post, rumah keluarga Carter bernilai US$ 167.000 (Rp 2,6 miliar), lebih rendah dari kendaraan Dinas Rahasia yang diparkir di luar untuk melindungi dirinya.
Dalam beberapa tahun terakhir, Carter mengalami beberapa masalah kesehatan termasuk melanoma yang menyebar ke hati dan otaknya. Carter memutuskan untuk menerima perawatan rumah sakit pada Februari 2023 alih-alih menjalani intervensi medis tambahan.
Perlu diketahui, istrinya, Rosalynn Carter, meninggal pada 19 November 2023, pada usia 96 tahun. Ia tampak lemah saat menghadiri upacara peringatan dan pemakaman istrinya di kursi roda.
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini: