Menguak Siapa Pemilik Ashta District 8 Jakarta, Ini Sosoknya

17 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Kawasan yang berada di pusat kota Jakarta Selatan, Ashta District 8 terkenal dengan kemewahannya. Gedung tinggi dengan fasilitas eksklusif tersebut merupakan proyek retail keempat dari Agung Sedayu Retail Indonesia, yaitu anak perusahaan Agung Sedayu Group.

Kawasan tersebut menawarkan arsitektur kelas dunia dengan ruang interior yang luas. Terletak di jantung kota Jakarta, Ashta memiliki area sewa seluas 15.000 meter persegi untuk mengakomodasi 150 premium lifestyle brands.

Agung Sedayu Group dimiliki oleh konglomerat Sugianto Kusuma alias Aguan. Aguan adalah pemilik dan pendiri konglomerasi properti terbesar di Indonesia. Dia memiliki nama asli Guo Zaiyuan yang kemudian berubah menjadi Sugianto Kusuma atau Aguan (ejaan lain: A Guan).

Kisahnya pun tak lepas dari perjuangan. Dia diketahui lahir pada 1951. Seperti orang Tionghoa pada umumnya, keluarganya tinggal dari daerah ke daerah. Dia tercatat pernah tinggal di Palembang dan sekolah di Sekolah Menengah Tionghoa Jugang Zhongxue, sebelum akhirnya pindah ke Jakarta pada 1965.

Dalam 9 Jalan Pengusaha: Kisah dan Inspirasi Pengusaha Tangguh Indonesia (2013), persentuhan pertamanya dengan dunia bisnis bermula ketika Aguan menjadi penjaga gudang dan pembantu di kantor perusahaan impor. Kinerja yang baik membuatnya naik jabatan menjadi pengurus administrasi perusahaan.

Namun, titik balik kehidupan Aguan terjadi saat berkenalan dengan pemborong bahan bangunan. Perkawanannya itu membuat Aguan belajar tentang bisnis properti dan bangunan.

Dari situ dia berani membangun bisnis sendiri pada 1971 yang jadi cikal bakal Agung Sedayu Group. Saat memulai bisnis, Aguan cukup beruntung karena iklim politik dan ekonomi Orde Baru sangat bagus. Alhasil, bisnisnya pun berkembang pesat. Hanya dalam kurun 10 tahun, berbagai proyek konstruksi pun dikerjakannya setelah menggarap proyek pertama, yakni Harco Mangga Dua.

Keberhasilan itu kemudian menjadi portofolionya untuk mengembangkan sayap.

Menurut Leo Suryadinata dalam Prominent Indonesian Chinese Biographical Sketches (2015:108), saat berupaya menggarap properti lain dia berkenalan dengan Tommy Winata (TW). TW juga pengusaha Tionghoa yang bergerak di sektor perbankan dan properti. Karena punya kesamaan inilah, keduanya bekerjasama.

Seiring waktu, 'duet maut' ini melahirkan kawasan real estate besar seperti Pantai Indah Kapuk, Kelapa Gading, bahkan kawasan perkantoran elite, yakni SCBD Sudirman.

Penciptaan kawasan bisnis ini jelas membuat Agung Sedayu semakin besar dan namanya semakin dikenal. Begitu pula dengan TW lewat konglomerasi Artha Graha Network. Keduanya otomatis mendapat cuan melimpah pula.

Belakangan, bisnis properti Agung Sedayu Group pun semakin besar. Dalam laman resmi perusahaan, tercatat ada 57 properti Aguan di bawah bendera Agung Sedayu yang tersebar di Jabodetabek. Selain itu, sejak tahun 2021, bisnis Aguan pun semakin berkembang. Dia tidak lagi hanya menggeluti bisnis properti.

Melalui PT Multi Artha Pratama (MAP), perusahaan yang dimiliki langsung oleh konglomerasi Agung Sedayu Group (ASG), dia masuk ke emiten kaleng dan kemasan, PT Pratama Abadi Nusa Tbk. (PANI).

Tak diketahui pasti berapa kekayaannya. Namun, apabila melihat pada banyaknya properti tersebar di Jabodetabek yang dikenal dengan harga fantastis, sudah pasti kekayaan Aguan juga melimpah.

Meski begitu. kekayaan tak membuat Aguan terlena. Dia seperti mayoritas orang kaya lain juga aktif di bidang filantropis. Aguan dan istrinya Lin Liping, disebut Leo Suryadinata, telah berkontribusi besar membantu masyarakat miskin di Jakarta. Aguan aktif dalam Yayasan Budha Tsu Chi sejak awal berdiri hingga sekarang.

Sebagai informasi, Ashta berasal dari kata Sansekerta yang berarti delapan. Itu juga mewakili delapan elemen dari kehidupan yang baik yaitu keluarga, teman, kesehatan, pembelajaran, kebebasan, tujuan, cinta, dan kedamaian. Ashta mencoba membina hubungan erat antara komunitas.

Sebagai bagian dari kehidupan komunitas, Ashta adalah rumah pertama di Indonesia untuk merek-merek dunia seperti Maison Kitsune, Level Gym,% Arabica, The Coffee Academic bersanding dengan merek lokal premium seperti Masshiro & Co, Lakon, dan masih banyak lagi.


(fsd/fsd)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Abis Libur Natal, IHSG Longsor dan Rupiah Keok Lawan Dolar AS

Next Article Pria Ini Jadi Orang Terkaya RI Karena Punya Alfamart

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|