Menteri Pemuda dan Olahraga Erick Thohir saat diwawancarai Republika di Kantor Kemenpora, Jakarta, Senin (22/9/2025).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Olimpiade adalah ajang kompetisi tertinggi untuk atlet. Setiap atlet pastinya memiliki impian untuk tampil di ajang multi even terakbar di dunia ini. Tidak mudah pastinya, tetapi kalau sudah berhasil lolos apalagi mampu merebut medali, bonus berlimpah pastinya menanti.
Tetapi terkadang atlet yang sudah levelnya Olimpiade, mereka masih harus bertarung di level Pekan Olahraga Nasional (PON). Yang menjadi masalah adalah ketika, jadwal Olimpiade berdekatan dengan pelaksanaan PON.
Sebagai contoh Olimpiade 2024 Paris digelar 26 Juli hingga 11 Agustus 2024. Sementara even PON 2024 berlangsung 9-20 September di Aceh dan Sumatera Utara. Rentang waktunya tak lebih dari sebulan.
Dengan rentang waktu yang minim ini tentu membuat pelatih kesulitan untuk menetapkan penampilan puncak atlet. Khawatirnya atlet justru lebih fokus ke PON karena persaingan pastinya lebih ringan tetapi bonus yang didapat lumayan besar.
Belum lagi ada multi even SEA Games untuk level Asia Tenggara dan ada Asian Games untuk tingkat benua Asia. Menpora Erick ingin ke depannya ada prioritas level kompetisi yang diikuti oleh atlet Indonesia.
"Kenapa saya datang ke KOI (Komite Olimpiade Indonesia) kenapa nanti saya datang ke KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) kenapa saya datang ke PB-PB (federasi olahraga). Ayo kita sepakati kalender olahraga dan level kompetisi olahraga kita," ujar Menpora Erick.
Sesudah atlet mengikuti Olimpiade, satu bulan kemudian mereka bermain di PON. Di mana atlet dikirim oleh pemerintah daerah yang memakan dana mungkin Rp 50 juta sampai Rp 100 juta pengirimannya.
Erick mengatakan, ada atlet akan berpikir lebih fokus kepada bonus PON. Baginya, ini bukan salah atletnya. Tapi kalau bicara strata kompetisi, ini salah satu yang kita harus dibahas bersama-sama dengan KONI dan federasi cabor.
"Bagaimana strata kompetisi kita PON, SEA Games, Asian Games hingga Olimpiade itu yang perlu kita perbaiki juga. Begitu juga untuk level daerah. Sistem kompetisi kan tadi mesti jelas arahnya jenjangnya semuanya," kata Erick.