Mentan Sebut 27 Ribu Anak Muda Jadi Petani Berpenghasilan Rp20 Juta

4 hours ago 1

Mentan Sebut 27 Ribu Anak Muda Jadi Petani Berpenghasilan Rp20 Juta Arsip foto: Arif Hermawan berada di kebun hidroponik di Desa Curahpetung, Kabupaten Lumajang. (ANTARA - Dok pribadi)

Harianjogja.com, JAKARTA - Sudah ada 27 ribu anak muda di Indonesia yang saat ini menjadi petani berpendapatan mencapai Rp15 juta hingga Rp20 juta per bulan. Demikian disampaikan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman.

Menurut Amran, minat anak muda generasi milenial dan Gen Z terhadap sektor pertanian mulai meningkat seiring dengan masuknya teknologi modern ke dalam sistem pertanian. Pemerintah memberikan dukungan berupa fasilitas dan alat pertanian secara hibah, sehingga para petani muda dapat langsung berproduksi dengan efisien.

“Mereka dari Merauke, dari Kalimantan dan Aceh itu pendapatannya rata-rata Rp15 juta sampai Rp20 juta. Kami berikan fasilitas, kami berikan alat pertanian hibah untuk mereka. Dan nanti ini Insya-Allah berkelanjutan,” katanya dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu.

Amran mengaku optimistis tren itu akan terus tumbuh, terutama karena pemerintah tengah menggencarkan program cetak sawah baru seluas tiga juta hektare.

Lahan tersebut akan dibangun berbasis teknologi tinggi dan dikembangkan dalam bentuk kluster, yang disebut setara dengan sistem pertanian negara maju seperti Amerika Serikat dan China. Model tersebut dinilai lebih efisien dan mampu menarik minat generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian.

Sementara itu, berdasarkan Sensus Pertanian 2023 yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), mayoritas petani di Indonesia masih berasal dari kelompok usia tua.

Sekitar 70 persen petani berusia di atas 40 tahun, dengan dominasi terbesar berasal dari Generasi X (lahir 1965–1980) yang mencakup 42,39 persen, disusul oleh Baby Boomers (1946–1964) sebesar 27,61 persen.

Sedangkan partisipasi generasi muda masih tergolong rendah. Milenial (1981–1996) hanya mencakup 25,61 persen dari total petani, dan generasi Z (1997–2012) bahkan lebih kecil lagi, yakni hanya 2,14 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|