Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bersama Kementerian Perumahan dan Kawasan Pemukiman (PKP) yang melibatkan Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara menggandeng Bank Indonesia (BI) untuk membantu program 3 juta rumah yang diusung pemerintahan RI Presiden Prabowo Subianto.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, pihaknya melalui perbankan pelat merah mendukung program tersebut melalui akses pendanaan perumahan rakyat.
"Kami siap melaksanakan toh selama ini juga Bank-Bank Himbara untuk BTN yang memang 80% market daripada pendanaan rumah-rumah subsidi itu ada di kami," ujarnya dalam konferensi pers di gedung BI Jakarta, Selasa malam (11/2).
Nantinya, selain PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) yang berfokus pada pembiayaan rumah, Erick juga akan meminta seluruh Bank Himpunan Negara (Himbara) lainnya seperti PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) untuk ikut berkolaborasi mendukung program ini.
"Lalu tadi kita harapkan juga Bank-Bank Himbara seperti Mandiri, lalu Bank Syariah, BTN, BNI untuk terus berkolaborasi," sebutnya.
Erick melanjutkan lebih jauh, Ia mengaku agar program perumahan ini dapat tercapai, pemerintah tidak dapat bergerak sendirian. Sehingga Ia juga meminta bank swasta untuk ikut mendukung.
"Karena ini masif 3 juta, kita harapkan juga peran dari Bank-Bank swasta untuk mendukung program pemerintah ini. Jadi tidak kami sendirian saja, tetapi ini program yang masif yang harus didukung untuk kepentingan," ungkapnya.
Ia mengungkapkan, perumahan memang menjadi fokus pemerintah karena masih banyak masyarakat yang belum memiliki rumah sendiri.
Dalam kesempatan yang sama Menteri PKP Maruarar Sirait mengungkapkan angka backlog kebutuhan rumah rakyat atau backlog saat ini mencapai 9,9 juta dan rumah tak layak huni mencapai 25 juta-26 juta.
"Jadi memang PR kita banyak, dengan kondisi yang ada saya pikir ini kolaborasi yang konkret lah. Saya pikir ini juga boleh kita katakan Pak Misbakhun ini juga sesuatu sejarah, untuk bisa bekerjasama dengan situasi itu," pungkasnya.
Dukungan Rp 80 Triliun dari BI
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan kesepakatan ini adalah bentuk dukungan BI terhadap program Astacita pemerintah. BI, menurutnya, melihat sektor perumahan bisa memberikan dukungan yang tinggi bagi pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja.
"Kalau perumahannya maju, tentunya tidak saja pertumbuhan ekonominya, tetapi juga bisa mendorong dan menarik sektor-sektor yang lain," tegasnya.
Oleh karena itu, Perry menuturkan BI akan memberikan insentif likuiditas kepada bank-bank yang menyalurkan kredit ke sektor perumahan. Saat ini, BI menyediakan Rp 23,19 triliun dan Perry berkomitmen untuk menaikkan insentif ini secara perlahan menjadi Rp 80 triliun.
"Dari hasil diskusi ini, nah dari hasil diskusi tadi, kami akan naikkan secara bertahap menjadi Rp80 triliun untuk mendukung program perumahan ini," ujarnya.
(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini: