Jakarta, CNBC Indonesia - Pengusaha sepeda motor listrik mulai resah penjualan pada 2025 ini terjun bebas. Pada periode Januari-Maret 2025 rata-rata penjualannya turun hampir 70% dibanding bulan yang sama tahun lalu.
Turunnya angka penjualan motor listrik disebabkan karena tidak adanya keberlanjutan program subsidi atau insentif pembelian sebesar Rp 7 juta per unit.
"Ya kalau benar insentif pembelian motor listrik tidak lanjut lagi kedepannya, kami perlu beradaptasi dengan tidak lagi memfokuskan ke hal tersebut, tapi kami harus cari jalan lain bagaimana agar penjualan bisa naik," ungkap Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (AISMOLI) Hanggoro Ananta kepada CNBC Indonesia, Rabu (7/5/2025).
Adapun cara alternatif tersebut yakni meminta kepada pemerintah untuk meningkatkan produksi baterai dan motor penggerak di dalam negeri, agar harga motor listrik dapat ditekan lebih lagi.
"Kalau motor listrik gitu sebenarnya bantuan pembelian itu untuk mengecilkan gap-nya ya, untuk mempermudah masyarakat untuk membeli karena memang harganya relatif masih mahal, sumbernya di baterai, karena di dalam negeri masih belum mampu untuk memproduksi baterai yang banyak dan harga kompetitif," ujarnya.
Foto: Penjualan motor listrik di awal tahun cukup tersendat imbas tidak adanya subsidi Rp 7 juta dari pemerintah. Pantauan CNBC Indonesia di dua diler motor listrik wilayah Jakarta Selatan pada Senin (13/1/2024) minim pengunjung yang datang. (Dok. Istimewa)
Penjualan motor listrik di awal tahun cukup tersendat imbas tidak adanya subsidi Rp 7 juta dari pemerintah. Pantauan CNBC Indonesia di dua diler motor listrik wilayah Jakarta Selatan pada Senin (13/1/2024) minim pengunjung yang datang. (Dok. Istimewa)
"Yang tadi ya untuk lebih meningkatkan industri pendukungnya ya itu kita juga mohon untuk dikembangkan juga termasuk industri baterai, industri motor penggeraknya itu pun kalau bisa ada di dalam negeri dan juga dikembangkan. Itu juga akan bisa membantu kami," tuturnya.
Selain itu, jika memang insentif pembelian tidak diberikan lagi oleh pemerintah, maka pengusaha berharap pemerintah membangun infrastruktur pengisian baterai di dalam negeri.
"Kedua mungkin fasilitas charging station perlu ditingkatkan lagi, karena sejauh ini masih belum banyak, terutama di kota yang tidak terlalu besar karena masang charging station itu kan juga gak murah gitu," bebernya.
Namun yang paling penting baginya adalah regulasi kepastian usaha. Menurutnya ini sangat penting sekali bagi produsen motor listrik di dalam negeri apakah Indonesia memang tetap fokus menggarap proyek motor listrik di masa depan atau tidak.
"Sifatnya jangan hanya yang short term tapi long term karena ini butuh kepastian Kepastian dan investasi kita tidak kecil Jika tidak ada kepastian dari sisi kebijakan atau peraturan yang akan dikeluarkan nantinya berat seperti kita. Itu yang kita harapkan dan juga kalau bikin Kebijakan yang tadi yang kita lihat secara panjang dan juga kita harapkan juga cepat dan efektif," ucapnya.
(chd/wur)
Saksikan video di bawah ini:
Video: PEVS 2025 Didominasi Kendaraan Asal China
Next Article Diler Mulai Ketar-ketir Jualan Motor Listrik, Ada Apa?