Museum Marsinah Jadi Sarana Edukasi Nilai Perjuangan Buruh

2 hours ago 1

Harianjogja.com, SURABAYA—Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan pembangunan Museum Pahlawan Nasional Marsinah di Kabupaten Nganjuk tidak hanya berfungsi sebagai bangunan fisik, tetapi juga sebagai ruang edukasi nilai perjuangan, keberanian, dan keadilan bagi generasi muda.

Menurut Khofifah, museum dan rumah singgah Marsinah diharapkan menjadi media pembelajaran sejarah sekaligus sarana pelestarian nilai-nilai kemanusiaan yang diperjuangkan almarhumah sebagai aktivis buruh.

Ia menyebut penghormatan terhadap pahlawan nasional tidak cukup dilakukan melalui ziarah, melainkan harus dilanjutkan dengan merawat dan menghadirkan nilai perjuangannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Yang kita bangun bukan hanya gedung, tetapi juga ruang nilai. Di sinilah generasi muda bisa belajar tentang keberanian, kejujuran, dan keberpihakan pada keadilan yang diteladankan oleh Marsinah,” kata Khofifah dalam keterangan yang diterima di Nganjuk, Minggu.

Gubernur Jawa Timur tersebut turut mendampingi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam kegiatan ziarah serta peletakan batu pertama pembangunan Rumah Singgah sekaligus Museum Pahlawan Nasional Marsinah di Kabupaten Nganjuk.

Di kompleks pemakaman Marsinah, Khofifah dan Kapolri menabur bunga sebagai bentuk penghormatan terhadap perjuangan aktivis buruh yang telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional. Kegiatan tersebut menegaskan bahwa perjuangan Marsinah merupakan bagian penting dari sejarah bangsa yang harus terus dimaknai secara berkelanjutan.

Keduanya juga bersilaturahmi dengan keluarga Marsinah di kediaman almarhumah untuk mengenang perjalanan hidup serta mempererat ikatan kemanusiaan antara negara dan keluarga pahlawan nasional.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan gagasan pendirian museum berasal dari keluarga Marsinah yang menginginkan adanya monumen perjuangan yang bersifat monumental. Museum tersebut akan memamerkan berbagai peninggalan Marsinah, mulai dari surat perjuangan, buku harian, catatan pribadi, pakaian, hingga dokumen perjalanan hidupnya sebagai aktivis buruh.

Menurut Kapolri, rumah singgah dan museum tersebut diharapkan menjadi pengingat kegigihan Marsinah dalam memperjuangkan hak-hak buruh sejak usia muda hingga akhir hayatnya.

Sementara itu, kakak kandung Marsinah, Marsini, menyampaikan apresiasi kepada pemerintah atas realisasi pembangunan museum dan rumah singgah. Ia berharap keberadaan museum tersebut kelak dapat dirawat dengan baik dan memberi manfaat bagi masyarakat sekitar, termasuk mendorong Desa Nglundo berkembang sebagai desa wisata dan penggerak UMKM lokal.

Pembangunan Museum Pahlawan Nasional Marsinah diharapkan menjadi ruang refleksi sejarah, pusat edukasi nilai keadilan sosial, serta simbol penghormatan negara terhadap perjuangan buruh dan kemanusiaan yang terus relevan hingga hari ini.

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|