Jakarta, CNBC Indonesia - VP HSSE PT Pertamina International Shipping (PIS), Ade Gunawan mengungkapkan digitalisasi terus dilakukan untuk meningkatkan performa kapal-kapal yang dioperasikan perusahaan. Melalui digitalisasi, performa, aspek keselamatan dan risiko dari setiap kapal pun semakin terjaga.
Ade mengatakan PIS fokus melakukan digitalisasi sistem sejak 2015. Masa-masa ini menurutnya penuh tantangan karena adanya perubahan kultur dan pola pikir dari manual menjadi digital.
"Namun dalam digitalisasi, banyak hal yang harus diubah, salah satunya adalah kebiasaan dan pola pikir. Apalagi pola pikir dari manual ke digital," jelas Ade dalam Indonesia Maritime Week (IMW) 2025, Senin (26/5/2025).
Salah satu inovasi digital PIS untuk menjaga performa kapalnya adalah Pertamina Vetting Online System (PertaVOS). Inovasi ini mampu memberikan informasi tentang usia kapal hingga pengamatan inspeksi. Sistem ini diluncurkan oleh Pertamina Shipping untuk meningkatkan transparansi proses vetting kapal. PertaVOS juga membuat akses data lebih mudah dan pengelolaan proses vetting yang lebih efisien.
"Alat ini bisa mengetahui apakah kapal berlambung tunggal atau ganda, bahkan bisa membuat algoritma dan membuat formula untuk mengurangi risiko," ungkap Ade.
Alat ini menjadi salah satu upaya PIS untuk meningkatkan risk grading kapal yang kerap berada di bawah 70%. Risk Grading pada kapal adalah proses penilaian risiko dalam pengoperasian, untuk mengidentifikasi potensi bahaya dan dampaknya.
Menurut Ade, pada tahap awal penggunaan PertaVOS dimulai pada angka 55% yang kemudian secara bertahap akan ditingkatkan menjadi 70%.
Ade merinci inovasi ini menjadi dasar untuk pemilik kapal menentukan pilihan apabila angka di bawah 70% untuk menindaklanjuti langkah apa yang akan dilakukan selanjutnya. Ade menjelaskan biasanya operator kapal memiliki 30 hari untuk merespons data dari PertaVOS.
"Biasanya ada yang meminta data lebih lanjut atau ada juga yang meminta observasi," rinci Ade.
Selain memperhatikan risk grading, Ade juga menekankan pentingnya beroperasi sesuai standar internasional, meski beroperasi di wilayah domestik. Menurutnya harus ada perubahan paradigma secara perlahan dalam pengoperasian kapal.
"Jadi kita harus menerapkan standar internasional. Itu juga menjadi tantangan untuk meningkatkan budaya keselamatan," ujarnya.
Untuk diketahui, PIS terus berupaya untuk meningkatkan kapabilitas dan memperkuat bisnisnya melalui ekspansi pasar dan diversifikasi kargo. Selain itu, PIS terus memperluas rute pelayaran di domestik dan luar negeri. Hingga hari ini, rute pelayaran internasional PIS sudah mencapai 65 negara.
(dpu/dpu)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Indonesia Maritime Week 2025 Dorong Investasi & Konektivitas
Next Article Optimisme Pemerintah Bangun Konektivitas Maritim yang Inklusif & Aman