REPUBLIKA.CO.ID, CIMAHI -- Menjelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru), sejumlah pedagang Pasar Antri, Kota Cimahi, Jawa Barat mengaku bingung karena turunnya omzet penjualan akibat imbas sepinya pembeli. Tingginya harga kebutuhan pokok, dinilai jadi biang kerok yang berdampak terhadap daya beli masyarakat.
Keluhan itu di antaranya disampaikan Aep (50), salah seorang pedagang ayam potong di Pasar Antri kepada Wali Kota Cimahi, Ngatiyana yang mengecek stok dan harga kebutuhan pokok masyarakat jelang Nataru, Selasa (23/12/2025). Tanpa ragu sejumlah pedagang menyampaikan menurunnya pembeli.
"Saya biasanya sehari itu bisa abis sekitar 1 kuintal daging ayam. Kalau sekarang mah mungkin setengahnya," ujar Aep.
Aep pun, tak mengetahui pasti penyebab menurunnya penjualan daging ayam di pasar tradisional. Ia hanya menduga dikarenakan semakin maraknya penjual daging di pinggir jalan hingga harganya yang terus mengalami kenaikan belakangan ini.
"Sejak ada MBG (makan bergizi gratis) harganya memang cenderung naik terus. Sekarang saya jual Rp 40 ribu per kilogram, awalnya Rp 32 ribu per kilogram. Kalau stok mah ada terus," kata dia.
Hal senada disampaikan Deni Ridwan (30), pedagang sayuran. Menurutnya, untuk harga komoditas pangan ini ada yang terjun bebas dan ada pula yang meroket naik jelang Nataru ini. Seperti bawang putih yang naik dari Rp28 ribu menjadi Rp32 ribu per kilogram, cabe rawit hijau dari Rp40 ribu menjadi Rp70 ribu per kilogram.
"Ada juga yang turun seperti bawang merah awalnya Rp40 ribu sekarang Rp30 ribu per kilogram. Kemudian tomat dari Rp10 ribu jadi Rp7 ribu per kilogram, cabe rawit merah juga turun sekarang dari Rp70 ribu ke Rp60 ribu per kilogram," kata dia.
Kenaikan itu, dipicu karena pasokan yang berkurang dari daerah penghasil. Sedangkan penurunan lantaran sudah memasuki panen raya. Meski begitu, Deni mengaku pembeli sekarang ini malah berkuranag. Keberadaan program MGB pun belum dirasakan para pedagang pasar tradisional.
"Soalnya sekarang pengelola MBG lebih milih belanjanya ke pasar induk, bukan ke pasar di Cimahi. Jadi yang dampaknya belum ada buat saya," katanya.
Sementara itu Wali Kota Cimahi Ngatiyana mengakui mendapat keluhan dari para pedagang terkait menurunnya daya beli masyarakat. Hal itu menurutnya dikarenakan ada harga-harga yang saat ini cenderung mengalami kenaikan.
"Daya beli itu karena sekarang harga ada kenaikan. Tapi yang penting sekarang harga beras yang jadi komoditas utama itu stabil, tidak ada kenaikan," kata Ngatiyana.
Ngatiyana juga memastikan ketersediaan komoditas pangan jelang libur panjang akhir tahun ini masih sangat mencukupi. Ngatiyana mengingtruksikan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait untuk rutin melakukan pengawasan.

2 hours ago
1
















































