Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian bersama dengan delegasi dari Singapore Economic Development Board (EDB) kembali menggelar 17th Co-Chairs Meeting of Working Group on Batam-Bintan-Karimun (BBK) and Other SEZs in Indonesia pada Senin (14/04) di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta.
Adapun, forum tahunan ini mempertemukan para pemangku kepentingan dari kedua negara dalam rangka memperkuat kolaborasi strategis di bidang pengembangan kawasan ekonomi dan promosi investasi khusus di Kawasan BBK.
Pertemuan ini dipimpin oleh Deputi Bidang Koordinasi Industri, Ketenagakerjaan, dan Pariwisata Kemenko Perekonomian M. Rudy Salahuddin bersama dengan Chairman EDB Singapura, Png Cheong Boon.
Di dalam pertemuan ini dilakukan sejumlah pembahasan diantaranya yaitu kemajuan kebijakan dan investasi kawasan BBK, dukungan terhadap Kawasan Ekonomi Khusus dan transformasi digital, serta penyelesaian isu mobilitas dan konektivitas BBK-Singapura.
Sejak pertemuan sebelumnya pada Januari 2024, kerja sama BBK difokuskan pada empat klaster utama yaitu business environment, investment promotion, industry sector, dan capacity development.
Hingga akhir tahun 2024, Pemerintah Indonesia telah menerbitkan sejumlah regulasi penting antara lain Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2024 tentang Rencana Induk Pengembangan KPBPB BBK, Peraturan Menko Perekonomian Nomor 10 Tahun 2024 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Rinci Pembangunan KPBPB BBK, serta Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2025 tentang Penataan Penyediaan Lahan di KPBPB Batam.
"Regulasi ini merupakan bentuk komitmen Pemerintah Indonesia untuk menciptakan ekosistem investasi yang semakin kompetitif dan terintegrasi di kawasan BBK," ungkap Deputi Rudy, dikutip dari pernyataan resmi, Rabu (16/4/2025).
Dari sisi ekonomi, kawasan 'segitiga emas' BBK mencatatkan pertumbuhan investasi yang menjanjikan. Batam mencetak rekor realisasi investasi sebesar US$ 3,26 miliar pada 2024, sementara Bintan dan Karimun masing-masing sebesar US$ 118,3 juta dan US$ 1,29 milliar.
Total terdapat 180 proyek prioritas dengan cakupan sektor strategis seperti logistik, industri, pariwisata, teknologi, serta pengembangan SDM dan infrastruktur pendukung.
Kawasan BBK juga menjadi rumah bagi lima Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), termasuk KEK Nongsa yang tengah dikembangkan sebagai pusat data dan teknologi digital. Proyek-proyek infrastruktur pendukung seperti fasilitas data center, pengolahan air, dan perluasan kawasan tengah berlangsung dengan berbagai investor asing telah menyatakan komitmennya.
"Kami melihat potensi besar Nongsa sebagai simpul penting bagi ekosistem digital kawasan. Oleh karena itu, perluasan dan penguatan regulasi menjadi sangat penting untuk mendukung daya tarik investasi," ungkap Chairman Png Cheong Boon.
Terkait mobilitas investor, Indonesia telah menyelesaikan isu visa bagi pelaku usaha ASEAN, serta memperkenalkan skema Multiple Entry Visa untuk memperlancar perjalanan bisnis lintas negara. Upaya ini dinilai penting untuk menjawab kebutuhan arus kunjungan bisnis yang terus meningkat.
Di sisi konektivitas, BP Batam tengah mempersiapkan pengembangan penuh Pelabuhan Batu Ampar menjadi transshipment internasional. Kolaborasi dengan operator pelabuhan global dari Singapura menjadi salah satu fokus yang akan dieksplorasi pada 2025.
Menutup pertemuan, kedua belah pihak menegaskan pentingnya kesinambungan kerja sama dan penguatan kelembagaan untuk menjawab tantangan global yang semakin kompleks, termasuk dampak kebijakan proteksionisme dan tekanan geopolitik terhadap rantai pasok global.
"Dalam konteks meningkatnya ketidakpastian ekonomi global di tahun 2025, peran Working Group BBK menjadi semakin penting sebagai platform koordinasi kebijakan yang adaptif dan responsif," kata Rudy.
Deputi Rudy juga menekankan pentingnya momentum baru dalam kerja sama Indonesia-Singapura, seiring dengan adanya reorganisasi kelembagaan dan struktur baru di Indonesia. Hal ini diharapkan dapat memperkuat sinergi antarpihak dan membuka jalan bagi kolaborasi yang lebih solid ke depan.
"Semangat kolaboratif dan saling percaya yang telah terbangun menjadi fondasi kuat untuk menciptakan dampak nyata bagi pertumbuhan ekonomi kedua negara. Kita percaya bahwa pertemuan ini adalah langkah awal yang akan membawa hasil yang lebih besar di masa mendatang," tutup Deputi Rudy.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut diantaranya yaitu Duta Besar RI untuk Singapura, perwakilan Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura, perwakilan sejumlah Kementerian/Lembaga terkait, serta para pemangku kepentingan lainnya.
(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Negosiasi Tarif Trump, RI Siap Tambah Impor dari AS
Next Article Video : Malaysia dan Singapura Tancap Gas Bangun KEK Lintas Batas