Pemda DIY Soroti Penataan Bentor Setelah Kecelakaan Depan Taman Pintar

6 hours ago 1

Pemda DIY Soroti Penataan Bentor Setelah Kecelakaan Depan Taman Pintar Bentor melintas di jalan Malioboro, Jumat (10/10/2025). - Harian Jogja/Lugas Subarkah

Harianjogja.com, JOGJA — Sebuah becak motor (bentor) mengalami kecelakaan dan patah rangka di depan Taman Pintar, Jalan Panembahan Senopati, Kamis (9/10/2025) malam. Menanggapi hal tersebut, Pemda DIY menilai perlu adanya penataan becak, baik dari sisi moda transportasi maupun pembagian wilayah operasinya.

Laporan kecelakaan ini pertama kali diunggah oleh netizen melalui akun media sosial Merapi Uncover. Dalam unggahan tersebut disebutkan, bentor mengalami patah rangka saat tengah berjalan sambil membawa penumpang. Penumpang kemudian dilarikan ke RS PKU Muhammadiyah untuk mendapatkan perawatan. Satu mobil juga dilaporkan ikut terdampak dalam insiden tersebut.

Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Ni Made Dwipanti Indrayanti, menjelaskan bahwa populasi becak, terutama bentor, sudah terlalu banyak di kawasan Malioboro. Menurutnya, penataan dan koordinasi dengan berbagai paguyuban pengemudi telah dilakukan Pemda DIY sejak beberapa tahun lalu.

“Becak supply-nya banyak, akhirnya jadi semrawut. Kemudian kita bicara melarang bentor, tapi kita ada solusinya. Ada becak kayuh bertenaga alternatif, hanya saja proses konsolidasinya tidak mudah. Apalagi di Malioboro juga banyak komunitas lain yang ikut beroperasi,” ujarnya, Jumat (10/10/2025).

Ia berharap kejadian seperti patahnya rangka bentor bisa menjadi pengingat bahwa penataan dan penertiban moda transportasi ini perlu segera dilakukan.

“Kami terus berkoordinasi dengan berbagai pihak supaya kebutuhan akan becak listrik atau becak kayuh dan moda lainnya bisa segera terpenuhi,” katanya.

Program becak listrik sendiri telah dicanangkan sejak 2020 sebagai solusi pengganti bentor. Namun hingga kini, jumlahnya baru mencapai sekitar 90 unit.

“Komunikasi yang intens itu penting. Ini bukan sekadar persoalan sudah ada 90 unit lalu selesai, tapi kami terus melakukan koordinasi agar implementasinya berjalan baik,” lanjutnya.

Berdasarkan data terakhir, terdapat sekitar 2.000 unit bentor yang masih beroperasi di DIY. Pemda DIY belum dapat mengonversi seluruhnya menjadi becak listrik karena biaya yang dibutuhkan cukup besar.

“Saya sedang melakukan sounding dan dibantu oleh negara donor pemerhati low emission zone. Kami sedang mencari kemungkinan dukungan dari mereka. Tapi tentu perlu kajian lebih lanjut sebelum bantuan itu bisa terealisasi,” jelasnya.

Selain dari sisi moda, pembagian wilayah operasional juga dinilai penting untuk menghindari penumpukan becak di kawasan Malioboro.

“Perlu ada pembagian layanan agar kawasan tidak terlalu tumpek brek. Apalagi kawasan itu merupakan area pedestrian,” ujarnya.

Made menambahkan, terlalu banyak becak beroperasi di satu waktu dan tempat dapat mengganggu kenyamanan pejalan kaki.

“Pejalan kaki juga jadi enggak nyaman beraktivitas di situ. Ini bukan kasus pertama, sebelumnya bentor juga pernah terlibat insiden menabrak orang,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|