Pemerintah Siapkan Proyek Pengganti LPG, Nilainya Rp 180 Triliun

16 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa dari 21 proyek hilirisasi yang akan dipercepat, proyek gasifikasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME) atau pengganti Liquefied Petroleum Gas (LPG) menjadi yang terbesar.

Adapun, nilai investasi dari proyek batu bara menjadi gas ini ini diperkirakan mencapai US$ 11 miliar atau sekitar Rp 180 triliun (asumsi kurs Rp 16.450 per US$).

Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM, Tri Winarno, memerinci terdapat sejumlah proyek hilirisasi di sektor pertambangan yang tengah dipersiapkan. Setidaknya dari 21 proyek hilirisasi, terdapat 4 proyek hilirisasi DME, 1 proyek hilirisasi besi, 1 proyek hilirisasi alumina, 1 proyek hilirisasi aluminium, 2 proyek hilirisasi tembaga, dan 2 proyek hilirisasi nikel.

"Paling gede DME, DME-nya 4. DME-nya 4 itu sekitar US$ 11 miliar," kata Tri ditemui di Gedung Kementerian ESDM, dikutip Rabu (5/3/2025).

Tri memastikan bahwa pendanaan proyek DME akan berasal dari Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Sementara itu, pelaksana proyek masih dalam tahap pembahasan dan berpotensi melibatkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

"Nanti pelaksananya bisa BUMN atau yang lain, sampai ke tataran pelaksana masih dalam pembahasan," ujarnya.

Presiden RI Prabowo Subianto dikabarkan akan melanjutkan pembangunan proyek gasifikasi batu bara atau dimethyl ether (DME), yang merupakan energi alternatif pengganti LPG. Rencananya pemerintah akan membangun proyek ini dengan sumber dana dari dalam negeri.

Hal ini diungkapkan, Menteri Energi Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia, usai rapat terbatas (ratas) dengan Presiden Prabowo Subianto terkait hilirisasi, di Istana Negara, Senin (3/3/2025)

"Kita juga akan membangun DME yang berbahan babku dari pada batu bara, low calorie sebagai subtitusi dari pada LPG. Ini kita akan lakukan agar betul-betul produknya bisa dipasarkan dalam negeri sebagai subtitusi impor," kata Bahlil.

Dalam kesempatan itu Bahlil juga menjelaskan terkait proyek DME, sebetulnya sudah ada rencana pembangunan dari investor asal Amerika Serikat (AS) dan China. Namun rencana itu urung dilakukan dengan alasan tertentu.

"Saya ingin menjelaskan bahwa tahun-tahun sebelumnya DME itu sudah pernah kita lakukan dan bahkan sudah lakukan groundbreaking, tapi waktu itu investornya dari Air Products itu kemudian mundur. Tapi kemudian ada investor dari China tapi juga tidak mampu diimplementasikan," kata Bahlil.


(pgr/pgr)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Lika-Liku LPG 3 Kg, Dulu Ditolak Kini Dicari

Next Article Video: Konsumsi Elpiji Naik Terus, Ini Jurus Bahlil Tekan Impor Elpiji

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|