Pengakuan Supir Truk Kontainer di Priok: Mau Aman Harus Bayar Preman

2 days ago 7

Jakarta, CNBC Indonesia - Aksi pungutan liar (pungli) paksa dan premanisme yang dilakukan oleh beberapa organisasi masyarakat (ormas) dan preman Kembali membuat resah masyarakat, terutama bagi para supir truk kontainer. Adapun, aksi ini kembali muncul menjelang Lebaran Idul Fitri 2025.

Bahkan setelah lebaran, aksi ini malah makin menjadi-menjadi. Tak sedikit supir truk pun terkena aksi ini.

Praktik ini mudah ditemui di berbagai titik pusat ekonomi, salah satu yang paling sering disebut yakni di Tanjung Priok dan Cilincing Jakarta Utara.

Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia di wilayah Tanjung Priok, tepatnya di jalan Enggano dekat Jakarta International Container Terminal (JICT), cukup banyak supir yang sedang beristirahat di pinggir jalan. Saat ditemui CNBC Indonesia dan menanyakan perihal maraknya kembali pungli dan aksi premanisme, beberapa supir justru berdalih bahwa beberapa hari terakhir operasinya cenderung aman.

Djoko Susilo, salah satu supir truk kontainer yang sedang beristirahat di pinggir jalan Enggano, mengaku sejauh ini tidak ancaman yang cukup serius. Ia tetap menarik seperti biasanya.

"Kalau masalah ada aksi preman atau pemalakan, sejauh ini gak ada ya, aman-aman saja, mungkin kalau dulu banget, iya, tapi kalau sekarang sih engga, karena kami dalam beroperasi, juga dikawal," kata Djoko Ketika ditemui wartawan CNBC Indonesia, Rabu (16/4/2025).

Ketika ditanya terkait ada kejadian premanisme di lokasi tersebut beberapa Waktu lalu, Djoko pun menjawab karena supir yang terkena aksi tersebut mungkin sedang tidak beruntung dan belum paham seluk-beluk jalanan di sekitar Tanjung Priok.

Truk kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok di tengah isu kena palak ormas dan preman. (CNBC Indonesia/Chandra Dwi)Foto: Truk kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok di tengah isu kena palak ormas dan preman. (CNBC Indonesia/Chandra Dwi)
Truk kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok di tengah isu kena palak ormas dan preman. (CNBC Indonesia/Chandra Dwi)

"Soal kasus preman yang ngancam nyawa disini, mungkin supir itu lagi apes, jadinya kena todong, tapi kalau kami sih sejauh ini aman," ujarnya.

Adapun operasionalnya dinilai aman karena Djoko tidak mau macam-macam kepada preman, sehingga setiap harinya terpaksa membayar uang kepada para preman yang berjaga tersebut. Terkait bayaran, pihaknya juga tidak terlaku membesarkan karena jumlah uangnya masih terhitung kecil, meski pungli tersebut tidak hanya satu orang atau berkali-kali.

"Kalau saya sih bayar-bayarin aja, toh cuma Rp 2.000, memang banyak punglinya, cuma saya cari aman, tetap dibayarkan, kecil ini nominalnya," ungkap Suparman.

Alhasil, Ketika terpaksa membayarkan uang tersebut, Suparman mengaku lebih aman, karena preman-preman tersebut dapat mengawal proses perjalanan pengiriman barang, terutama di Kawasan Tanjung Priok.

"Karena dibayarkan, kami jadi aman, kami dilindungi oleh preman-preman ini, jadi intinya ya tau jalur sama manut-manut aja," ungkapnya lagi.

Senada dengan Djoko, supir truk lain yang ditemui oleh CNBC Indonesia juga bernasib sama, di mana tidak ada unsur pemalakan dan perjalanannya relatif aman karena sudah dikawal.

"Soal ada pemalakan, pungli, sih tidak ada,kita aman-aman aja, soalnya ada pengawalan pas kirim barang," ujar supir lain yang enggan disebutkan namanya.

Sementara itu, pengusaha supir truk mengungkapkan intimidasi preman kepada supir truk sudah sering terjadi. Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) DKI Jakarta, Dharmawan Witanto mengatakan pihaknya sudah beberapa kali diintimidasi oleh beberapa preman.

Adapun menurutnya, Kawasan yang paling banyak intimidasi preman yakni di daerah Latumenten dan Jembatan Tiga, Jakarta Barat.

"Kalau dari supir-supir truk yang di bawah naungan saya, beberapa sudah pernah kena aksi tidak enak dari preman, ketika itu di daerah Latumenten-Jembatan Tiga lagi macet, preman-preman itu langsung secara paksa lepasin aki dari truk-truk tersebut, kan para supir tidak bisa apa-apa karena mereka bawa massa banyak juga," kata Dharmawan kepada CNBC Indonesia.

Adapun terkait masalah ini, pihaknya meminta kepada pemerintah untuk lebih meningkatkan keamanan, terutama di dekat-lampu lalu lintas, karena di lampu lalu lintas kerap kali terjadi kemacetan dan hal ini menjadi sasaran empuk bagi para preman untuk memeras para supir truk.

"Kami meminta kepada pemerintah untuk meningkatkan keamanan di sekitar lampu lalu lintas, terutama di Kawasan Tanjung Priok, atau lampu lalu lintas yang seringkali dilintasi truk-truk besar di Kawasan Jakarta, karena biasanya kan terjadi kemacetan, ini bisa jadi sasaran empuk para preman memeras para supir kami," ungkapnya.


(chd/wur)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Ormas "Tukang Palak" Bikin Resah, Presiden Minta Tidak Tegas

Next Article Bos Hotel Bongkar Modus Aksi Preman Ormas, Ini Paling Marak

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|