Perdagangan Indonesia-Uni Eropa Diprediksi Surplus Usai I-EU CEPA

2 hours ago 9

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Center for Economic and Law Studies (CELIOS) menilai penyelesaian substantif Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (I-EU CEPA) membuka peluang besar bagi ekspor komoditas tekstil dan produk tekstil (TPT) serta sawit. Direktur Ekonomi Digital CELIOS, Nailul Huda, mengatakan kemitraan ini menghapus hampir seluruh hambatan perdagangan barang dan jasa. Indonesia pun berpeluang mengurangi ketergantungan terhadap pasar Amerika Serikat (AS).

“Jika baca berita terakhir, tekstil dan produk tekstil bisa mendapatkan tarif 0 persen ke Uni Eropa. Artinya, industri TPT tidak akan terlalu bergantung pada pasar Amerika yang menerapkan tarif resiprokal,” kata Nailul saat dihubungi di Jakarta, Kamis (25/9/2025).

Selain itu, Indonesia juga mendapat kelonggaran terhadap bea impor minyak sawit. Namun, ia mengingatkan bahwa kesepakatan terkait regulasi Uni Eropa tentang deforestasi (European Union Deforestation Regulation/EUDR) masih menjadi pembahasan alot. “Tidak menutup kemungkinan akan menemukan titik cerah setelah I-EU CEPA berjalan,” ujarnya.

Nailul menekankan Indonesia dan Uni Eropa sudah lama menjadi mitra dagang. Dengan adanya I-EU CEPA, arus perdagangan kedua pihak diyakini akan semakin lancar. Ia juga menilai perjanjian ini berpotensi meningkatkan surplus dagang Indonesia dengan Uni Eropa, bahkan lebih besar dibandingkan dengan China.

“Perdagangan Indonesia dengan Uni Eropa lebih baik ketimbang dengan China. Dengan Uni Eropa, perdagangan Indonesia mengalami surplus. Jadi memang ada peluang untuk memperlancar aliran barang ke Uni Eropa,” jelasnya.

Setelah penyelesaian substantif, kedua pihak akan menjalani proses telaah hukum (legal scrubbing) serta prosedur domestik lain sebelum ditandatangani pada 2026. Implementasi perjanjian ditargetkan mulai Januari 2027.

I-EU CEPA mengeliminasi hingga 98 persen tarif, menghapus hampir semua hambatan perdagangan barang dan jasa, serta membuka akses luas bagi investasi. Manfaat besar dapat dirasakan sektor kunci Indonesia seperti sawit, tekstil, dan alas kaki, sementara Uni Eropa diuntungkan pada sektor makanan, pertanian, otomotif, dan kimia.

Selain itu, I-EU CEPA membuka peluang bagi tenaga profesional Indonesia di bidang hukum, arsitektur, teknologi informasi, kebidanan, keperawatan, dan teknik untuk masuk ke pasar Uni Eropa. Perjanjian ini juga diyakini akan menciptakan iklim investasi kondusif, mendorong arus investasi hijau, termasuk energi terbarukan, kendaraan listrik, serta industri berbasis riset dan teknologi, seperti ICT, elektronik, dan farmasi.

sumber : ANTARA

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|