Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan adanya ancaman cuaca ekstrem yang akan melanda sejumlah wilayah di Indonesia. BMKG dalam rilis Prospek Cuaca Mingguan yang diterbitkan 27 Februari 2025 lalu menyebutkan, sejumlah fenomena memengaruhi kondisi cuaca di Indonesia hingga 6 Maret 2025.
BMKG mencatat, memasuki Ramadan yang dimulai 1 Maret 2025, curah hujan tinggi masih berpotensi terjadi dan perlu diwaspadai. Terutama di wilayah-wilayah yang rentan terdampak cuaca ekstrem.
"Masyarakat diimbau untuk tetap memantau informasi cuaca terbaru dari BMKG dan mengambil langkah antisipasi guna mengurangi risiko bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, atau angin kencang," tulis BMKG di situs resmi, dikutip Senin (3/3/2025).
Untuk periode tanggal 3-6 Maret 2025, BMKG memprediksi, kondisi cuaca wilayah Indonesia masih didominasi berawan hingga hujan ringan.
Namun, perlu diwaspadai potensi peningkatan hujan dengan intensitas sedang hingga ekstrem, yang dapat disertai kilat/ petir dan angin kencang.
Kondisi ini berpotensi terjadi di:
-
Hujan Sedang - Lebat
Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Kep. Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatra Selatan, Kep. Bangka Belitung, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Utara, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, Papua Tengah, Papua, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan
-
Hujan Lebat - Sangat Lebat
Aceh, Sumatra Utara, Kep. Riau, Kep. Bangka Belitung, Lampung, Jawa Barat, Kalimantan Timur, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.
"Prospek di atas merupakan kondisi secara umum. Untuk informasi cuaca lebih detail dapat diakses melalui website BMKG, aplikasi mobile infoBMKG dan sosial media @infoBMKG," demikian penegasan BMKG.
"Tetap tenang dan siaga menghadapi perubahan cuaca ekstrem, serta pahami langkah evakuasi jika diperlukan. Informasi ini akan terus diperbarui sesuai dengan perkembangan cuaca terbaru".
Untuk itu, BMKG mengimbau masyarakat agar:
- Waspada terhadap kemungkinan hujan lebat yang disertai petir
- Berhati-hati terhadap jalanan licin yang berpotensi membahayakan keselamatan
- Siap siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor, yang dapat terjadi kapan saja
- Memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG, seperti situs https://www.bmkg.go.id/, media sosial @/infobmkg, atau aplikasi infoBMKG.
Pemicu Kondisi Cuaca di Indonesia periode 28 Februari - 6 Maret 2025
BMKG menjelaskan, fenomena atmosfer di Indonesia terus menunjukkan dinamika yang kompleks dan berpotensi memengaruhi pola cuaca dalam beberapa hari ke depan.
Gelombang ekuator Rossby, Low Frequency, dan gelombang Kelvin diprediksi aktif di sebagian besar Sumatra, Jawa, Kalimantan bagian barat dan tengah, Sulawesi bagian utara, Maluku Utara, serta Kepulauan Papua.
"Aktivitas gelombang ini dapat memicu peningkatan awan konvektif yang berpotensi menimbulkan hujan dengan intensitas bervariasi di wilayah-wilayah tersebut," ungkap BMKG.
Analisis terbaru juga menunjukkan terbentuknya sirkulasi siklonik di Samudra Hindia, tepatnya di barat Aceh, serta di selatan Papua. Keberadaan sirkulasi siklonik ini menyebabkan perlambatan kecepatan angin atau konvergensi di berbagai perairan, termasuk Laut Natuna, Laut Banda, perairan selatan Sulawesi, Laut Arafuru, dan Maluku. Selain itu, daerah pertemuan angin (konfluensi) juga terdeteksi membentang di Laut Flores, Laut Banda, Laut Arafuru, hingga Papua bagian selatan.
"Kondisi ini berpotensi memicu peningkatan curah hujan di wilayah-wilayah tersebut dan dapat berdampak pada aktivitas maritim serta masyarakat pesisir," jelas BMKG.
Sementara itu, fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO) yang masih aktif di Kepulauan Papua turut memperkuat dinamika atmosfer di kawasan timur Indonesia. MJO berkontribusi terhadap peningkatan aktivitas konveksi yang dapat memperbesar potensi hujan deras di sejumlah wilayah.
Di sisi lain, analisis labilitas lokal mengindikasikan potensi signifikan untuk perkembangan awan konvektif di berbagai daerah, termasuk Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, serta hampir seluruh wilayah Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Labilitas atmosfer ini berperan dalam mendukung proses pembentukan awan hujan, terutama pada siang hingga sore atau malam hari.
"Dengan meningkatnya aktivitas atmosfer ini, masyarakat di wilayah terdampak diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi hujan lebat yang dapat disertai kilat, angin kencang, hingga kemungkinan banjir di daerah rawan. Pemantauan cuaca secara berkala sangat penting untuk mengantisipasi dampak dari dinamika atmosfer yang terus berkembang," demikian pernyataan BMKG.
(dce/dce)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Berita Hoaks Soal Cuaca Ekstrem Bikin Resah, BMKG Lakukan Ini!
Next Article Siklon Tropis Datang Lagi, BMKG Ingatkan Ancaman Hujan-Angin Kencang