Perusahaan Konglomerat RI Caplok Jaringan SPBU di Singapura

5 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia — Perusahaan petrokimia asal Indonesia, PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) mengakuisisi jaringan stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) Esso milik ExxonMobil di Singapura. Pengumuman akuisisi ini disampaikan pada Jumat (24/10/02), meski nilai transaksi tidak diungkapkan kepada publik.

Melansir Channel News Asia, dalam kesepakatan tersebut, Chandra Asri akan mengambil alih hampir 60 SPBU Esso di Singapura, termasuk perjanjian pasokan terkait. Perseroan memastikan seluruh SPBU tersebut akan tetap beroperasi dengan merek Esso, menggunakan pasokan bahan bakar dari ExxonMobil, dan mempertahankan seluruh program loyalitas pelanggan yang telah ada.

"Langkah strategis ini sejalan dengan strategi pertumbuhan jangka panjang perusahaan, yang berfokus pada pengembangan infrastruktur energi terintegrasi untuk pasar energi dan solusi mobilitas di Singapura dan Asia Tenggara," ungkap Chandra Asri dalam keterangan resminya.

Sementara itu, Ketua dan Managing Director ExxonMobil Asia Pacific, Geraldine Chin, mengatakan pihaknya akan memastikan transisi berjalan lancar tanpa gangguan operasi. "Keputusan untuk beralih ke model grosir bermerek sejalan dengan strategi pemasaran kami secara global dan upaya berkelanjutan untuk memperkuat portofolio bisnis," ujarnya.

Chin menegaskan bahwa penjualan ini tidak akan memengaruhi operasi pabrik manufaktur ExxonMobil di Singapura, yang tetap memasok bahan bakar ke pelanggan komersial di kawasan dan secara global. ExxonMobil akan terus bekerja sama dengan Chandra Asri agar pelanggan tetap dapat menikmati layanan dan manfaat program loyalitas seperti biasa.

Penjualan jaringan SPBU ini mengonfirmasi laporan Reuters pada April lalu yang menyebut ExxonMobil berencana keluar dari bisnis ritel bahan bakar di Singapura.

Perusahaan asal Amerika Serikat itu sebelumnya juga mengumumkan rencana pemangkasan 10%-15% karyawan di Singapura, atau sekitar 500 pekerja dari total 3.500, sebagai bagian dari strategi efisiensi global.

Langkah tersebut dilakukan bersamaan dengan restrukturisasi global ExxonMobil yang akan memangkas sekitar 2.000 karyawan di seluruh dunia, atau 3-4% dari total tenaga kerja. Restrukturisasi ini disebut perlu untuk meningkatkan daya saing di tengah perubahan lanskap energi global yang terus berkembang.


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article GOTO Buyback Saham Rp 2,09 Triliun, Ternyata Buat Ini

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|