Jakarta, CNBC Indonesia - Kebangkrutan pemasok suku cadang mobil AS, First Brands, dan dealer mobil Tricolor telah memicu kekhawatiran di Wall Street.
Mengutip Reuters, JPMorgan Chase menyatakan telah meninjau kembali kendalinya setelah mendapati bank terbesar AS itu terekspos risiko dari kedua perusahaan bangkrut itu. Hal itu dilakukan meskipun bank-bank secara umum menyatakan bahwa kualitas kredit peminjam AS kuat.
Dalam paparan kinerja keuangan bersama investor, para eksekutif puncak di bank dan lembaga keuangan terbesar AS, termasuk Citigroup, Wells Fargo, dan BlackRock, mengatakan aktivitas investasi kredit tetap kuat. Namun demikian, ada beberapa investor yang khawatir akan efek domino yang lebih luas dan dapat memperlambat bisnis kredit korporasi global yang sedang booming.
Kebangkrutan ganda First Brands dan Tricolor pada bulan September telah memengaruhi beberapa sektor di Wall Street, yang memiliki mesin kredit multitriliun dolar, dan memaksa beberapa investor pasar obligasi untuk mengurangi eksposur ke sektor-sektor tertentu karena kekhawatiran akan melemahnya kredit konsumen dan otomotif.
"Ketika Anda melihat satu kecoak, kemungkinan besar ada lebih banyak lagi, jadi semua orang harus waspada terhadap yang satu ini," kata CEO JPMorgan Jamie Dimon dalam panggilan analis pasca-laba pekan lalu, sebagaimana dikutip dari Reuters, Selasa (21/10/2025).
"First Brands akan saya masukkan ke dalam kategori yang sama dan ada beberapa perusahaan lain yang saya lihat dan saya masukkan ke dalam kategori serupa. Kami selalu memperhatikan hal-hal ini dan kami tidak mahakuasa - kami juga membuat kesalahan."
Dimon melanjutkan, pihaknya telah mengalami pasar kredit yang bullish selama hampir sebagian besar waktu sejak 2010. Menurutnya, muncul tanda-tanda awal bahwa mungkin ada kelebihan dana di luar sana karena pemilihan pasar kredit tersebut.
"Jika kita mengalami penurunan, kita akan melihat lebih banyak masalah kredit," tambah Dimon.
Adapun, JPMorgan menghapus bukukan US$170 juta pada kuartal ketiga terkait dengan kebangkrutan Tricolor, dan mengatakan sedang meninjau pengendaliannya. Dimon menyebut eksposur bank itu terhadap Tricolor sebagai "bukan momen terbaik kami."
"Kita tidak pernah bisa sepenuhnya menghindari hal-hal ini, tetapi disiplinnya adalah melihatnya dengan tenang dan menelusuri setiap hal kecil, yang dapat kita bayangkan telah kita lakukan," ujarnya.
Kebangkrutan tersebut juga telah mendorong pengawasan terhadap seberapa besar eksposur manajer investasi terhadap peminjam yang bermasalah. Beberapa bank besar di Wall Street, termasuk Jefferies dan UBS dalam beberapa hari terakhir telah mengungkapkan eksposur mereka terhadap First Brands, dan mengatakan dampaknya terbatas dan potensi kerugian akan "mudah diserap."
Seorang kreditor First Brands mengklaim bahwa sebanyak US$2,3 miliar "hilang begitu saja" dari pemasok suku cadang mobil AS yang bangkrut tersebut, yang sedang diselidiki oleh Departemen Kehakiman AS.
"Tim-tim tersebut umumnya melihat kualitas kredit yang kuat dari para peminjam. Bahkan di pasar pinjaman sindikasi, tingkat gagal bayar telah menurun," kata Direktur Keuangan BlackRock, Martin Small.
Pada awal Oktober, RBlackRock meminta untuk menarik kembali sebagian dana yang diinvestasikannya di dana Jefferies yang terekspos pada utang First Brands.
Sementara itu, kepala keuangan Citigroup, Mark Mason, mengatakan bahwa bank tersebut tidak melihat tanda-tanda kesulitan tertentu dalam kredit korporasi, dan tidak terpapar pada kebangkrutan baru-baru ini.
"Saya memahami kekhawatiran yang lebih luas terkait dengan kredit swasta dan nama-nama yang baru-baru ini kita lihat dalam hal kebangkrutan, penipuan, dan sejenisnya. Kami tidak terpapar pada hal-hal yang telah Anda baca - baik secara langsung maupun tidak langsung," kata Mason.
Terpisah, CFO Goldman Sachs, Denis Coleman, mengatakan bahwa bank tersebut memiliki serangkaian standar penjaminan emisi yang konsisten, dan melakukan uji tuntas awal yang ketat terhadap transaksi.
"Kami terus memantau dan melaporkan agunan yang mendasarinya. Kami mengelola granularitas portofolio kami dalam batasan diversifikasi dan konsentrasi yang kami tetapkan sendiri," ujar Coleman, seraya menambahkan bahwa Goldman tidak terekspos utang yang dimiliki oleh First Brands dan Tricolor.
Seperti krisis keuangan lain sebelumnya (terakhir krisis perumahan yang memicu kejatuhan ekonomi global pada 2008), Wall Street takut masalah di First Brands menjadi pertanda awal dari krisis yang lebih besar.
Untuk diketahui, First Brands mengajukan perlindungan pailit di Pengadilan Distrik Selatan Texas pada 29 September, karena kekhawatiran kreditur terhadap praktik pembiayaan di luar neraca (off-balance sheet) yang tidak transparan. Perusahaan melaporkan kewajiban (utang) senilai US$10-50 miliar, sementara asetnya hanya berkisar US$1-10 miliar.
Kecepatan keruntuhan First Brands mengejutkan para investor. Semakin banyak informasi terungkap, semakin besar pula kepanikan mereka.
Bulan lalu, perusahaan pembiayaan mobil asal Texas bernama Tricolor, yang fokus memberi kredit pada peminjam berpenghasilan rendah (sub-prime) juga bangkrut karena dugaan penipuan.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Diskusi Dagang AS-China Telah Dimulai, Wall Street Dibuka Beragam