Petaka Ancam Jawa Tengah-Kalsel, 2 Ton Garam Diguyur ke Awan

11 hours ago 1

Daftar Isi

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di wilayah Jawa Tengah dan Kalimantan Selatan dengan menabur 2.000 kg atau 2 ton NaCl alias garam ke awan.

Mengutip BMKG, modifikasi cuaca dilakukan dengan penyemaian awan atau cloud seeding dengan menggunakan NaCl atau garam di awan-awan hujan. Dengan begitu hujan segera turun sebelum mendekati daratan atau suatu lokasi yang rawan bencana.

Operasi ini melibatkan BPBD dan TNI Angkatan Udara, menggunakan teknologi untuk memitigasi bencana.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, modifikasi bencana itu dilakukan untuk menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi yang terus mengintai sejumlah wilayah di Indonesia.

"Langkah ini diambil untuk menanggulangi dampak bencana seperti banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem yang berpotensi merugikan di Jawa Tengah dan Kalimantan Selatan," katanya dalam keterangan resmi, Kamis (30/1/2025).

"Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) ini menunjukkan bahwa teknologi dapat menjadi kunci dalam mengurangi dampak bencana yang disebabkan oleh fenomena cuaca ekstrem. Dengan strategi yang sangat terencana dan penerapan teknologi terkini, OMC di Jawa Tengah dan Kalimantan Selatan diharapkan dapat mengurangi risiko bencana yang ditimbulkan oleh hujan lebat, banjir, dan tanah longsor," tambah Abdul Muhari.

BNPB mengimbau masyarakat terus waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi.

"Masyarakat di wilayah rawan bencana diimbau untuk memantau perkembangan informasi dari sumber yang terpercaya. Selain itu, penting untuk menjaga kewaspadaan, mengantisipasi bahaya banjir, longsor, dan cuaca buruk lainnya dengan mempersiapkan diri sesuai dengan protokol darurat yang telah disosialisasikan," kata Abdul Muhari.

Proses Operasi Modifikasi Cuaca

Jawa Tengah

Abdul Muhari menjelaskan, Operasi Modifikasi Cuaca dilaksanakan pada Rabu, (29/1/2025) dalam tiga sorti penerbangan, menggunakan pesawat Cessna Caravan 208B (registrasi PK-SNN), yang disesuaikan dengan lokasi strategis untuk mengurangi dampak bencana.

Sorti pertama dimulai pukul 07.58 WIB hingga 10.06 WIB, dengan penyemaian 1.000 kg NaCl di perairan utara Jawa Tengah. Sorti kedua berlangsung pada pukul 14.08 WIB hingga 16.05 WIB, dan sorti ketiga dilakukan pada sore hari antara pukul 16.32 WIB hingga 18.01 WIB. 

"Jawa Tengah dikenal dengan potensi bencana hidrometeorologi yang tinggi, menjadi prioritas dalam OMC. Berdasarkan analisis cuaca yang cermat, Monsun Asia masih aktif dan Madden-Julian Oscillation (MJO) berada di Kuadran 4, yang mendukung pembentukan awan hujan yang sangat besar. Ditambah dengan perlambatan angin yang memperburuk ketidakstabilan atmosfer, kondisi ini meningkatkan potensi hujan lebat di wilayah tersebut," paparnya.

"Prediksi cuaca selama 24 jam menunjukkan bahwa intensitas hujan yang tinggi akan mengarah pada peningkatan risiko bencana, seperti banjir dan tanah longsor. Untuk itu, BNPB melakukan operasi dengan menggunakan metode penyemaian awan dengan Natrium Klorida (NaCl), yang bertujuan untuk mempercepat hujan di wilayah perairan sebelum bergerak menuju daratan," jelas Abdul Muhari.

Kalimantan Selatan

Abdul Muhari menambahkan, Kalimantan Selatan juga menghadapi tantangan serupa.

"Di wilayah ini, aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO) juga berperan dalam meningkatkan pembentukan awan hujan. Ditambah dengan gelombang equatorial Rossby yang memengaruhi kondisi atmosfer. Kalimantan Selatan berpotensi mengalami cuaca ekstrem seperti hujan deras dan angin kencang yang dapat menyebabkan banjir serta angin puting beliung," bebernya.

"Dengan kelembaban udara yang tinggi dan tingkat labilitas atmosfer yang signifikan, BNPB berkoordinasi dengan BMKG, BPBD, dan TNI Angkatan Udara untuk melakukan OMC di wilayah pesisir Tanah Laut. Penyeimbang cuaca dilakukan dengan cara penyemaian 1.000 kg NaCl pada ketinggian 10.000 kaki menggunakan pesawat Cessna Caravan 208B (registrasi PK-SNP)," sebutnya.

Abdul Muhari menjelaskan, penerbangan dilakukan selama 2 jam 30 menit pada hari Rabu (29 Januari 2025). Tujuannya untuk mengalihkan hujan dari wilayah terdampak banjir dan ke daerah yang lebih aman.

"Proses ini diharapkan dapat menurunkan intensitas hujan, sekaligus mencegah dampak yang lebih besar," ujarnya.

Operasi Modifikasi Cuaca di Provinsi Jawa Tengah, Rabu (29/1). (Dok. BNPB)Foto: Operasi Modifikasi Cuaca di Provinsi Jawa Tengah, Rabu (29/1). (Dok. BNPB)
Operasi Modifikasi Cuaca di Provinsi Jawa Tengah, Rabu (29/1). (Dok. BNPB)

Peringatan Kepala BMKG

Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati telah memperingatkan ada ancaman bencana hidrometeorologi yang mengintai wilayah Jawa tengah.

Hal itu disampaikannya dalam Rapat Koordinasi Antisipasi Bencana Hidrometeorologi yang dipimpin Penjabat Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana, di Kantor Gubernur Jawa Tengah, Senin, (27/01/2025)

Dalam rapat itu, Dwikorita memperingatkan potensi cuaca ekstrem yang akan melanda wilayah Jawa Tengah dalam beberapa hari mendatang. Sebelumnya, Dwikorita bersama tim BMKG telah mengunjungi wilayah ini untuk meninjau langsung kondisi di lapangan dan memberikan arahan mengenai langkah mitigasi bencana.

Untuk itu, dia menegaskan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat dan pemerintah daerah menghadapi puncak musim hujan yang diperkirakan berlangsung hingga Februari 2025.

"Sebagian besar wilayah Jawa Tengah akan mengalami puncak musim hujan hingga Februari. Namun, puncak musim hujan ini tidak serempak, terjadi bertahap mulai November, Desember 2024, Januari 2025, hingga Februari 2025. Hal ini membuat potensi bencana, seperti yang terjadi di Pekalongan, masih bisa terjadi. Oleh karena itu, langkah antisipasi terus kami tingkatkan," katanya dalam keterangan di situs resmi, Rabu (29/1/2025).

"Intensitas curah hujan di Jawa Tengah dipengaruhi oleh kombinasi aktif beberapa fenomena atmosfer global, seperti La Nina lemah, Monsun Asia, Madden-Julian Oscillation (MJO), serta gelombang ekuatorial Kelvin dan Rossby," ujar Dwikorita.

Operasi Modifikasi Cuaca di Provinsi Jawa Tengah, Rabu (29/1). (Dok. BNPB)Foto: Operasi Modifikasi Cuaca di Provinsi Jawa Tengah, Rabu (29/1). (Dok. BNPB)
Operasi Modifikasi Cuaca di Provinsi Jawa Tengah, Rabu (29/1). (Dok. BNPB)


(dce/dce)

Saksikan video di bawah ini:

Rel Kereta Dihantam Banjir di Jawa Tengah, 11 Rute KA Dialihkan

Next Article Video: Hujan Lebat di Gujarat India, 35 Orang Tewas

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|