Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/PCO) Hasan Nasbi buka suara mengenai gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang terjadi di beberapa perusahaan manufaktur RI. Namun menurutnya kelesuan industri manufaktur masih belum terlihat.
"Sepertinya bulan ini Purchasing Manager Index (PMI) kita sudah naik jadi 53 loh, dari 51, coba cek datanya," kata Hasan, di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (3/3/2025).
Namun menurutnya kasus PHK yang terjadi seperti di dua pabrik Yamaha Music, juga Sanken Indonesia itu tidak menunjukkan industri manufaktur lesu. Namun ia meminta untuk melihat secara keseluruhan ada penciptaan lapangan pekerjaan yang terjadi.
"Kalau melihatnya itu resultante. Ada penciptaan lapangan kerja baru, mungkin ada yang nutup. Tapi lihat penciptaan lapangan kerja baru, kalau diadu lebih banyak penciptaan lapangan kerja baru atau yang PHK. Coba cek aja. Data PMI kita naik dari 51 bulan ini jadi 53," tuturnya.
"Itu harusnya diapresiasi jadi sesuatu yang saat positif dan itu apresiasi yang cukup baik di dalam konteks industri," sambungnya.
Meski begitu, ia mengingatkan pemerintah memiliki bantalan sosial bagi korban PHK, seperti Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP).
Seperti diketahui, S&P Global hari ini, Senin (3/3/2025) merilis, aktivitas pembelian alias Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur Indonesia cetak kinerja tertinggi sejak Maret 2024 atau 11 bulan terakhir.
Disebutkan, PMI manufaktur Indonesia pada bulan Februari 2025 menyentuh level 53,6 atau naik signifikan 1,7 poin dari capaian bulan Januari 2025 yang berada di angka 51,9. Sebagai catatan, jika PMI berada di level di atas 50 berarti sektor tersebut sedang berada dalam fase ekspansi. Sebaliknya, jika di bawah 50 berarti dalam kondisi kontraksi.
Sebelumnya, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) juga mencatat, Indeks Kepercayaan Industri (IKI) bulan Februari 2025 naik 0,05 poin dibandingkan Januari 2025 menjadi 53,15. Dan melonjak 0,59 pon dari bulan yang sama tahun 2024 lalu.
Meski kinerja aktivitas manufaktur Indonesia cetak angka tertinggi sejak Maret 2024 lalu, namun masih ada beberapa perusahaan yang bertumbangan hingga melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Seperti PT Sanken Indonesia mengumumkan rencana penghentian produksinya pada Juni 2025 mendatang. Selain itu dua pabrik berlabel Yamaha juga akan menutup operasinya, yakni PT Yamaha Music Product Asia di kawasan MM2100 Bekasi dan PT Yamaha Indonesia di Pulogadung, Jakarta. Keduanya memproduksi alat musik piano.
Sritex juga telah diputus pailit oleh pengadilan, hingga harus melakukan PHK kepada ribuan karyawannya.
Foto: Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi di Jalan Kertanegara, Jakarta, Selasa (15/10/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi di Jalan Kertanegara, Jakarta, Selasa (15/10/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
(dce)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Januari 2025, Aktivitas Manufaktur RI Kembali Meningkat
Next Article Kantor Moeldoko Ungkap Fakta Tersembunyi Manufaktur RI, Pantas Ambruk