FOTO Internasional
Reuters, CNBC Indonesia
31 January 2025 13:50

Kelompok Hamas dan Israel dilaporkan telah membebaskan masing-masing sandera. Hamas membebaskan tiga sandera Israel dan lima warga Thailand di Gaza, sementara Israel membebaskan 110 tahanan Palestina pada Kamis (30/1/2025). (Eran Yardeni/Government Press office/Handout via REUTERS)

Melansir Reuters, pembebasan para sandera terjadi setelah Israel menunda proses tersebut karena marah terhadap kerumunan yang berkerumun di salah satu titik penyerahan sandera. (REUTERS/Amir Cohen)

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut penyerahan sandera yang kacau sebagai hal mengejutkan. Ia bahkan mengancam akan membunuh siapa pun yang menyakiti mereka. (REUTERS/Shir Torem)

Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Yoav Katz memerintahkan penundaan pembebasan tahanan hingga keselamatan sandera pada tahap berikutnya terjamin. Kantor Netanyahu kemudian menyatakan bahwa mediator berkomitmen memastikan perjalanan aman bagi sandera selanjutnya. (Courtesy of the Family/Handout via REUTERS)

Pada Kamis, bus-bus tiba di kota Ramallah, Tepi Barat, membawa sekitar 110 tahanan Palestina yang akan dibebaskan sebagai bagian dari perjanjian bertahap gencatan senjata yang menghentikan perang pada 19 Januari. (REUTERS/Ali Sawafta)

Para tahanan disambut oleh kerumunan orang yang bersorak-sorai di wilayah Palestina yang diduduki Israel. Orang-orang bahkan meneriakkan "kami mengorbankan jiwa dan darah kami untukmu." (REUTERS/Raneen Sawafta)

Gadi Moses, 80 tahun, juga dibebaskan bersama dengan lima warga negara Thailand. Mereka awalnya bekerja di pertanian Israel di dekat Gaza ketika para militan menerobos pagar perbatasan. (Eran Yardeni/Government Press office/Handout via REUTERS)

Kelima warga negara Thailand tersebut diidentifikasi sebagai: Thenna Pongsak, Sathian Suwannakhan, Sriaoun Watchara, Seathao Bannawat, dan Rumnao Surasak. Militer mengatakan bahwa mereka akan disambut oleh pejabat pemerintah Thailand di tempat penerimaan mereka di sebuah pangkalan dekat Gaza. (Eran Yardeni/Government Press office/Handout via REUTERS)