Potret Israel Masih Menggila di Arab, Puluhan Bangunan Hancur Meledak

Israel dilaporkan menghancurkan puluhan bangunan di Tepi Barat. Operasi tersebut mengakibatkan pemindahan paksa besar-besaran. Mengutip laman RT, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menghancurkan puluhan bangunan di kota Jenin di utara Tepi Barat pada hari Minggu. (REUTERS/Raneen Sawafta)

Dalam sebuah video yang muncul di media sosial menunjukkan bangunan-bangunan tersebut dihancurkan oleh serangkaian ledakan dahsyat. "Langkah tersebut merupakan bagian dari 'operasi antiteroris' yang diluncurkan oleh Yerusalem Barat hampir dua minggu lalu," tulis laman itu yang mengutip media Israel Jerussalem Post, dilansir Senin (3/2/2025). (REUTERS/Mohammed Torokman)

Meski demikian, menurut kantor berita WAFA yang terkait dengan Otoritas Palestina, bangunan-bangunan yang dihancurkan sebagian besar adalah bangunan tempat tinggal bertingkat. Sejumlah besar keluarga bahkan telah mengungsi akibat tindakan tersebut. (REUTERS/Raneen Sawafta)

Sebuah video di media sosial memperlihatkan ledakan beruntun mengguncang area yang diduga di Jenin, disertai asap dan debu tebal. Ledakan itu juga merusak rumah sakit setempat, namun menurut Direktur Wisam Baker, tidak ada korban yang dilaporkan setelah pembongkaran paksa tersebut. (REUTERS/Raneen Sawafta)

 Menurut WAFA, 25 warga Palestina telah tewas dan puluhan lainnya terluka dalam dua minggu sejak operasi Israel di Jenin dimulai. (REUTERS/Raneen Sawafta)

IDF sendiri mengonfirmasi penghancuran total 23 bangunan pada Minggu. Militer Israel juga melaporkan telah melakukan operasi darat, termasuk di kota Tammun di Tepi Barat, mengklaim telah menewaskan sedikitnya 50 'teroris' dan menangkap sedikitnya 100 'tersangka'. IDF juga dilaporkan telah menghancurkan saluran pasokan air setempat. Namun Tel Aviv belum mengomentari klaim tersebut. (REUTERS/Raneen Sawafta)

Dijuluki 'Tembok Besi', operasi baru Israel di Tepi Barat diluncurkan beberapa hari setelah kesepakatan gencatan senjata dicapai dengan Hamas di Gaza menyusul konflik yang berlangsung selama lebih dari setahun. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan saat itu bahwa tujuannya adalah untuk "memberantas terorisme" di wilayah tersebut sebagai bagian dari upaya sistematis dan tegas untuk menargetkan "poros Iran ke mana pun ia mengirim senjatanya". (REUTERS/Raneen Sawafta)