Presiden Ini Potong Gajinya 50% Pangkas Anggaran, Pecat Menteri-Wamen

1 day ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemangkasan anggaran alias efisiensi tengah menjadi fenomena sejumlah negara dunia saat ini. Bukan hanya Amerika Serikat (AS) tapi juga tetangga RI, Vietnam.

Tapi di akhir 2024 sebenarnya, Maladewa (Maldives) juga telah melakukannya. Bahkan di Oktober, ia memotong gajinya sendiri hingga 50%.

"Presiden Maladewa memotong gaji sebesar 50% sebagai bagian dari upaya penghematan yang akan memangkas gaji sektor publik guna mencegah krisis utang," buat AFP menulis pernyataan kantor presiden, saat pengumuman diberikan tahun lalu, dikutip Kamis (20/2/2025).

"Mohamed Muizzu juga memperkenalkan pemotongan gaji wajib sebesar 10% untuk sebagian besar pekerjaan di sektor publik," tambah laman tersebut.

Ya, Muizzu memimpin pengetatan anggaran di negeri wisata itu. Gajinya dikurangi 600.000 rufiyaa (Rp 640 juta), dari 1,2 juta rufiyaa (Rp 1,2 miliar).

Sebenarnya gaji Muizzu dua kali lipat dari pendapatan rumah tangga rata-rata warganya sebesar 316.740 rufiyaa (Rp 338 juta) per tahun, menurut sensus tahun 2016. Kebijakan ini sendiri mulai berlaku Januari 2025 hingga kini.

Sebelumnya, ia juga telah memecat lebih dari 225 pejabat politik, termasuk menteri. Ini juga alah satu upaya untuk mengurangi pengeluaran negara kecil itu.

"Di antara mereka yang dipecat adalah tujuh menteri negara, 43 wakil menteri, dan 178 direktur politik," muat AFP kala itu.

"Langkah tersebut diharapkan dapat menghemat anggaran negara sekitar US$370.000 per bulan (Rp 6 miliar)."

Maladewa terjebak utang China dan India. Keduanya menjadi pemberi pinjaman bilateral terbesar ke Maladewa yang mencatat utang luar negeri sebesar US$3,37 miliar pada Q1 2024, setara dengan sekitar 45% dari produk domestik bruto (PDB)-nya.

China menyumbang sekitar 20% utang luar negeri. Sementara India hanya menyumbang sekitar 18%.

Untuk menambah pemasukan akhir 2024, Maladewa juga meningkatkan pajak keberangkatan untuk wisatawan non-penduduk hingga 400%. Januari 2025 pajak hijau untuk wisatawan di Maladewa juga akan meningkat dua kali lipat.

Sementara itu, pekan ini, Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan Maladewa, seraya menyebut negara itu membutuhkan konsolidasi fiskal yang "mendesak dan lebih kuat" untuk menyelamatkan ekonominya. Maladewa sendiri mengharapkan ekonominya tumbuh sebesar 5% pada tahun 2025 tetapi IMF menyebut ramalan itu penuh tantangan.


(sef/sef)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Efisiensi Anggaran, Mobil Pejabat BUMN Diganti Jadi Hybrid

Next Article Prabowo: Kita Harus Berani Menghadapi dan Memberantas Korupsi!

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|