Produksi Minyak RI Kini Berkebalikan dari 1997, Ini Data Terbarunya

3 months ago 37

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia sempat membeberkan bahwa kondisi produksi minyak RI saat ini berbanding terbalik dengan kondisi pada 1997 silam.

Bahlil mengatakan, pada tahun 1997, Indonesia mampu memproduksi sekitar 1,6 juta barel minyak per hari (bph) dan hanya mengonsumsi sekitar 600 hingga 700 ribu bph. Hal ini memungkinkan Indonesia mengekspor sekitar 1 juta bph, yang memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan negara sebesar 40-50%.

Namun pada 2023, produksi minyak RI tercatat "hanya" sebesar 605,5 ribu bph. Sementara konsumsinya mencapai sekitar 1,6 juta bph.

"Tapi apa yang terjadi? 2022-2023 lifting kita menurun terus, bahkan sekarang tinggal hampir 600 ribu bph, konsumsi kita sekarang 1 juta. Jadi terbalik, 1996-1997 kita ekspor 1 juta, sekarang kita impor 1 juta bopd," ungkap Bahlil dalam acara Penganugerahan Penghargaan Keselamatan Migas, Senin (7/10/2024) malam.

Bahkan, pada 2024 ini produksi minyak RI terlihat terus menurun. Hingga akhir tahun ini saja, produksi minyak dalam negeri terpantau masih jauh dari target yang ditetapkan pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024.

Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), produksi minyak per 28 Desember 2024 tercatat sebesar 601.910 barel per hari (bph), lebih rendah dari target tahun ini sebesar 635 ribu bph.

"Per 28 Desember 2024, produksi minyak: 601.910 BOPD (barel per hari). Target 635.000 BOPD," tulis laman resmi Kementerian ESDM, dikutip Senin (30/12/2024).

Perlu diketahui, kondisi produksi minyak RI kini seperti balik ke kondisi pada awal-awal tahun RI memproduksi minyak 50 tahunan yang lalu.

Berdasarkan data BP Statistical Review, produksi minyak RI pada 1968 tercatat mencapai 599.000 bph, sebelum mengalami kenaikan terus-menerus yang mencapai masa puncak produksi pada 1977 sebesar 1.685.000 bph, lalu puncak produksi ke-2 sebesar 1.669.000 bph pada 1991, hingga kemudian terus mengalami penurunan secara bertahap.

Adapun sebelum 1968, produksi minyak RI masih berada di level 400 ribuan barel per hari. Berikut datanya:

1965: 486.000 bph

1966: 474.000 bph

1967: 510.000 bph

1968: 599.000 bph

1969: 642.000 bph

1970: 854.000 bph.

Berbanding terbalik dengan produksi minyak bumi, produksi gas bumi per 28 Desember 2024 tercatat sudah melampaui target, yakni mencapai 7.050 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD), lebih tinggi dari target tahun ini sebesar 5.785 MMSCFD.

"Produksi gas: 7.050 MMSCFD. Target 7.785 MMSCFD," tulis laman Kementerian ESDM.


(wia)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Bangun Pabrik LPG 2 Juta Ton Demi Tekan Impor, RI Sudah Siap?

Next Article RI Bakal Dapat Tambahan Pasokan Minyak Jumbo di 2028, Ini Sumbernya

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|