Jakarta, CNBC Indonesia - Pengusaha mebel Indonesia buka suara soal Vietnam yang menjadi negara saingan terberat di industri tersebut. Ketua Presidium Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HMKI), Abdul Subur mengatakan bahwa Vietnam menjadi negara yang cukup bagus dari industri mebelnya karena beberapa alasan seperti iklim usaha yang cukup baik, tidak adanya aksi premanisme, dan limpahan dari China.
"Vietnam sebagai benchmarking karena negaranya cukup bersih, nggak ada itu pajak, terus diberi insentif yang cukup besar, premanisme tidak ada," ujar Subur dalam siaran pers pembukaan Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2025 di JI Expo, Kemayoran, Jakarta, Kamis (6/3/2025).
Selain itu, menurutnya, Vietnam menjadi lebih unggul karena negara tersebut memiliki free trade aggreement (FTA) yang cukup jelas. Ditambah lagi para pengusaha mebel China masuk ke Vietnam untuk berinvestasi, jumlahnya sekitar 630 perusahaan.
Sedangkan Indonesia sendiri belum memiliki FTA yang cukup jelas, terutama ke Amerika Serikat (AS).
"Mereka sangat kondusif investasi aset-asetnya karena pertumbuhan ekspor terjadi ditopang oleh China, China masuk ke Vietnam, ada 630 perusahaan mebel dari China, apalagi China pintar mensiasati perang dagang, ditambah Vietnam punya FTA dengan Amerika, jadi ekspor mereka bisa kemana-mana," bebernya.
Foto: Bendera Vietnam. (AP Photo/Kevin Wolf)
Bendera Vietnam. (AP Photo/Kevin Wolf)
Oleh karena itu, Subur berharap bahwa pemerintah dapat melobi supaya memiliki FTA yang cukup jelas misalnya ke AS, mengingat ekspor mebel Indonesia ke AS cukup besar.
"Kami mengharapkan bahwa pemerintah mempunyai perjuangan dalam memiliki FTA yang jelas, sehingga kita dapat masuk ke pasar Amerika dengan pasti," pungkasnya.
Sebagai catatan, nilai ekspor furnitur Vietnam pada periode Januari-Oktober 2024 mencapai US$ 14,4 miliar, hampir menyamai capaian sepanjang 2023 yang sebesar US$ 14,5 miliar. Peningkatan ini memperkuat posisi Vietnam sebagai eksportir furnitur terbesar kedua di Asia setelah China.
Sementara itu, ekspor furnitur Indonesia justru mengalami kontraksi, turun dari US$ 2,5 miliar pada 2022 menjadi hanya US$ 1,6 miliar dalam 10 bulan pertama 2024.
(chd/wur)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Selamatkan Industri Mebel, Pemerintah Diminta Bereskan Regulasi
Next Article Ikuti Jejak RI, Vietnam Bakal Bangun Kereta Cepat Hanoi-Ho Chi Minh