Raksasa Migas 'Nyungsep' Berjemaah, Laba 2024 BP Cs Anjlok hingga 97%

2 months ago 29

8000 hoki List Demo server Slot Maxwin Malaysia Terpercaya Gampang Win Full Non Stop

hoki kilat slot Data Platform web Slot Maxwin China Terbaru Mudah Jackpot Online

1000 Hoki Online Data ID web Slot Maxwin Singapore Terbaik Gampang Lancar Scatter Non Stop

5000hoki.com Demo situs Slots Maxwin Thailand Terpercaya Sering Menang Full Setiap Hari

7000 hoki Daftar server Slot Gacor Terpercaya Sering Jackpot Non Stop

9000hoki Daftar web Slot Maxwin Thailand Terpercaya Sering Menang Non Stop

Data Agen games Slot Gacor Japan Terbaik Pasti Lancar Scatter Setiap Hari

Idagent138 Id Slot Game Terpercaya

Luckygaming138 login Slot Gacor Terpercaya

Adugaming Daftar Id Slot Maxwin Online

kiss69 login Slot Gacor Terpercaya

Agent188 Slot Anti Rungkad Terbaik

Moto128 login Slot Gacor Online

Betplay138 Id Slot Gacor

Letsbet77 login Slot Maxwin

Portbet88 Id Slot Game Terpercaya

Jfgaming Daftar Id Slot

MasterGaming138 login Id Slot Game Terbaik

Adagaming168 login Id Slot Gacor Terpercaya

Kingbet189 login Id Slot Game

Summer138 login Id Slot Terbaik

Evorabid77 Daftar Slot Anti Rungkat

Daftar Isi

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah perusahaan minyak dan gas bumi global membukukan rapor merah dari sisi keuangan sepanjang 2024.

Gejolak harga komoditas yang volatil dan margin keuntungan yang kian menipis membuat sejumlah raksasa migas harus puas dengan raihan laba yang lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelum.

Berikut kinerja sejumlah perusahaan migas global yang telah merilis laporan keuangan 2024:

BP

Perusahaan migas asal Inggris, BP, mencatatkan laba bersih senilai US$381 juta, anjlok 97% dibandingkan dengan laba bersih pada 2023 senilai US$15,2 miliar.

Dalam pernyataan yang menyertai laporan keuangan terbaru, CEO Murray Auchincloss mengatakan bahwa BP telah melakukan "perombakan" portofolio dengan "kemajuan yang kuat" dalam pemangkasan biaya serta rencana restrukturisasi lebih lanjut ke depan.

"Kami kini berencana untuk melakukan reset fundamental dalam strategi kami dan mendorong peningkatan kinerja lebih lanjut, semuanya demi meningkatkan arus kas dan imbal hasil. Ini akan menjadi arah baru bagi BP," ujar Auchincloss.

Perusahaan-perusahaan minyak raksasa menghadapi perubahan tren sepanjang tahun lalu, seiring dengan harga minyak mentah yang turun setelah sebelumnya sempat naik akibat invasi Rusia ke Ukraina pada 2022 serta sanksi dari negara-negara Barat dan G7 terhadap ekspor minyak Moskow.

Dalam pembaruan perdagangan Januari lalu, BP mengingatkan bahwa perusahaan menghadapi biaya korporasi yang lebih tinggi, margin penyulingan kuartal keempat yang lebih rendah, serta biaya satu kali terkait dengan akuisisi bio-etanolnya.

Shell

Perusahaan Inggris lainnya, Shell, juga bernasib sama. Shell membukukan laba tahunan sebesar US$23,72 miliar pada 2024, turun 19% dari US$28,25 miliar yang dicatatkan tahun sebelumnya. Hasil ini berada di bawah ekspektasi analis, yang dalam konsensus LSEG sebelumnya memperkirakan laba Shell mencapai US$24,71 miliar, sementara survei terpisah oleh Vara Research memprediksi angka US$24,11 miliar.

CEO Shell, Wael Sawan, dalam wawancara dengan CNBC menggambarkan 2024 sebagai tahun yang sangat kuat bagi perusahaan. Ia menegaskan bahwa Shell berhasil membangun fondasi untuk menjalankan seluruh rencana yang telah dicanangkan.

Chevron

Perusahaan migas asal Amerika Serikat (AS), Chevron, juga mencatatkan penurunan laba tahunan sepanjang 2024, kendati membukukan rekor produksi minyak.

Chevron meraih laba tahunan US$17,7 miliar, turun sekitar 17% dibandingkan 2023. Meski demikian, perusahaan ini tetap meningkatkan dividen dan pembelian kembali saham hingga mencapai rekor US$27 miliar.

"Ini adalah tahun yang luar biasa," ujar CEO Chevron, Mike Wirth. "Produksi mencetak rekor, begitu juga dengan distribusi kas kepada pemegang saham."

Adapun Chevron melampaui perkiraan produksi di Permian Basin, salah satu ladang minyak terbesar di AS yang terbentang di Texas Barat dan New Mexico. Namun, untuk pertama kalinya sejak pandemi COVID-19, Chevron berencana mengurangi belanja modal di wilayah ini pada 2025.

"Tujuannya bukan untuk terus tumbuh selamanya. Pada titik tertentu, yang lebih penting adalah menghasilkan arus kas bebas yang besar," jelas Wirth. "Pertumbuhan tanpa menghasilkan arus kas bebas adalah kesalahan yang membuat industri ini mengalami krisis satu dekade lalu."

TotalEnergies

Setali tiga uang, raksasa migas asal Prancis, TotalEnergies mencatat laba bersih disesuaikan sebesar US$18,3 miliar untuk tahun penuh 2024, mencerminkan penurunan 21% dari US$23,2 miliar yang dibukukan pada tahun sebelumnya.

Meski demikian, angka tersebut masih sedikit lebih tinggi dibandingkan perkiraan para analis. Konsensus yang disusun oleh LSEG sebelumnya memperkirakan laba bersih disesuaikan TotalEnergies untuk 2024 berada di angka US$18,2 miliar.

Adapun di tengah tren penurunan laba sepanjang tahun, TotalEnergies berhasil menutup tahun dengan kinerja kuartal keempat yang lebih baik dari perkiraan. Perusahaan melaporkan laba bersih disesuaikan sebesar US$4,4 miliar untuk kuartal IV 2024, naik 8% dibandingkan kuartal sebelumnya.

TotalEnergies menyebut bahwa keberhasilan ini didorong oleh kinerja kuat di segmen gas alam cair (LNG) terintegrasi serta sektor tenaga listrik terintegrasi.


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Gak Cuma Permodalan, Ini Tantangan Bisnis Asuransi Umum 2025

Next Article BP Mau Lego Bisnis Energi Hijau di AS Rp 31 Triliun, Ada Apa?

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|