Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah kembali perkasa terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pagi hari ini. Rupiah berhasil bertahan di level psikologis Rp16.100/US$1.
Berdasarkan data Refinitiv, pada pembukaan perdagangan Senin (23/12/2024) rupiah dibuka menguat 0,25% ke level Rp16,150/US$1.
Sebelumnya rupiah juga berhasil menguat signifikan pada perdagangan Jumat (20/12/2024) dengan melesat 0,58% di level Rp16.190/US$1.
Penguatan rupiah didorong usai data ekonomi AS menunjukkan perlambatan inflasi.
Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), ukuran inflasi pilihan The Fed, menunjukkan peningkatan hanya 0,1% dari bulan Oktober. Ukuran tersebut menunjukkan tingkat inflasi 2,4% secara tahunan, masih di atas target The Fed sebesar 2%, tetapi lebih rendah dari estimasi 2,5% dari Dow Jones. Pembacaan bulanan juga 0,1 poin persentase di bawah perkiraan.
Tidak termasuk makanan dan energi, PCE inti juga meningkat 0,1% setiap bulan dan 2,8% lebih tinggi dari tahun lalu, dengan kedua pembacaan juga 0,1 poin persentase di bawah perkiraan. Pejabat The Fed umumnya menganggap pembacaan inti sebagai pengukur tren inflasi jangka panjang yang lebih baik karena tidak termasuk kategori gas dan bahan makanan yang mudah berubah.
Angka inflasi inti tahunan sama seperti pada bulan Oktober sementara angka utama naik 0,1 poin persentase.
Angka inflasi tersebut mencerminkan sedikit peningkatan harga barang dan kenaikan harga jasa sebesar 0,2%. Harga pangan dan energi juga mencatat kenaikan sebesar 0,2%. Dalam jangka waktu 12 bulan, harga barang turun 0,4%, tetapi jasa naik 3,8%. Harga pangan naik 1,4% sementara energi turun 4%.
Inflasi perumahan, salah satu komponen inflasi yang paling sulit selama siklus ekonominya, menunjukkan tanda-tanda mereda pada bulan November, hanya naik 0,2%.
Angka pendapatan dan pengeluaran dalam rilis tersebut juga sedikit lebih rendah dibandingkan dengan ekspektasi.
Pendapatan pribadi naik 0,3% setelah melonjak 0,7% pada bulan Oktober, lebih rendah dari estimasi 0,4%. Untuk pengeluaran, pengeluaran pribadi naik 0,4%, sepersepuluh poin persentase di bawah perkiraan.
Tingkat tabungan pribadi turun tipis menjadi 4,4%.
Meskipun pada perdagangan pekan ini hanya akan terlaksana dalam tiga hari karena libur natal dan cuti bersama pada 25-26 Desember, akan tetapi rupiah diperkirakan akan bergerak volatile.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(saw/saw)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Donald Trump Bikin Rupiah Jeblok, Terlemah dalam 5 Bulan
Next Article Potensi Penguatan Rupiah di Tengah Tekanan Indeks Dolar