Rupiah Kembali Tersungkur, Dolar AS Kini Tembus Rp 16.230

1 day ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah kembali tumbang pada penutupan perdagangan akhir pekan ini Jumat (27/12/2024) setelah libur natal 2 hari kemarin.

Melansir data Refinitiv, pada penutupan perdagangan pekan ini (27/12/2024) rupiah melemah hingga 0,28% ke level Rp16,230/US$. Sepanjang hari, nilai tukar rupiah berfluktuasi hingga sentuh level Rp16.180/US$ dan terjauh di posisi Rp16,255/US$. Selama sepekan ini, nilai tukar rupiah masih alami pelemahan sebesar 0,25%.

Seiring dengan penurunan rupiah hari ini (27/12/2024), Indeks Dolar AS (DXY) menguat sebesar 0,06% tepat pukul 15.00 di posisi 108,19. Penguatan DXY ini menjadi penekan utama lesunya rupiah pada penutupan pasar sore ini (27/12/2024).

Sejumlah sentimen global juga memberikan tekanan terhadap pergerakan rupiah. Salah satunya adalah data klaim pengangguran di Amerika Serikat (AS) yang menunjukkan peningkatan klaim berkelanjutan hingga 1,91 juta, level tertinggi dalam tiga tahun terakhir.

Meskipun ini menandakan sedikit pelambatan di pasar tenaga kerja AS, kekuatan ekonomi Negeri Paman Sam tetap bertahan dengan pertumbuhan PDB yang diproyeksikan mencapai hampir 3% pada 2024. Situasi ini menjaga dominasi dolar AS di pasar global.

Di sisi lain, ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan Asia Selatan turut memengaruhi sentimen pasar. Serangan udara Pakistan ke Afghanistan yang menimbulkan korban sipil memicu kekhawatiran atas meningkatnya risiko geopolitik di kawasan tersebut.

Konflik ini dapat memberikan dampak lanjutan terhadap stabilitas pasar keuangan global, termasuk aliran dana ke negara-negara berkembang seperti Indonesia.

Secara domestik, libur panjang Natal dan Tahun Baru (Nataru) juga memengaruhi aktivitas pasar. Kondisi ini menyebabkan perdagangan cenderung sepi, dengan pergerakan pasar yang terbatas akibat rendahnya volume transaksi.

Ekonom Senior KB Valbury Sekuritas, Fikri Permana, menambahkan bahwa pelemahan daya beli masyarakat akibat kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan beban ekonomi lainnya turut membayangi potensi konsumsi akhir tahun, sehingga membatasi aliran dana yang dapat menopang rupiah.

Meskipun ada harapan bahwa sektor konsumsi dan pariwisata dapat meningkat selama libur Nataru, dampaknya dinilai tidak cukup signifikan untuk mengimbangi tekanan pada sektor lainnya. Bank Indonesia memperkirakan perputaran uang tunai selama periode ini mencapai Rp133,7 triliun, naik 2,56% dari tahun sebelumnya. Namun, peningkatan ini belum mampu memberikan sentimen positif yang kuat terhadap rupiah.

Ke depan, pelaku pasar akan mencermati sentimen global lainnya, termasuk kebijakan moneter The Fed dan perkembangan geopolitik internasional, untuk menentukan arah pergerakan rupiah di awal tahun 2025.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(fsd/fsd)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Lapor Pak Perry, Rupiah Anjlok Parah & Dolar AS Sentuh Rp16.200

Next Article Konflik Timur Tengah Masih Panas, Dolar Turun ke Rp 15.615

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|