Jakarta, CNBC Indonesia - Harga kelapa bulat atau parut di sejumlah pasar di Jakarta dan sekitarnya melonjak tajam. Harganya menembus Rp 20.000 - Rp25.000 per butir pada minggu lalu. Para pedagang mengeluhkan pasokan yang menipis dan menyebut ekspor besar-besaran ke China sebagai penyebab utama kelangkaan barang di dalam negeri.
Menteri Perdagangan Budi Santoso membenarkan bahwa penyebab harga kelapa bulat yang mengalami kenaikan cukup tinggi adalah naiknya ekspor kelapa. Alhasil, ini menyebabkan pasokan di dalam negeri pun makin terbatas dan alhasil menyebabkan harganya meroket.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sepanjang Januari-Maret 2025, ekspor untuk kelapa yang masih dalam kulit mencapai US$ 45,6 juta. Sementara itu, ekspor kopra (daging buah kelapa dikeringkan) itu US$ 5,9 juta. Jika dibandingkan Januari-Maret 2024, BPS mencatat ada penurunan.
"Beberapa catatan kami tentang ekspor kelapa dan kopra untuk Januari - Maret 2025. Kelapa yang masih di dalam kulit, itu total ekspornya US$ 45,6 juta rasional sepanjang Januari sampai Januari 2025. Lalu ekspor kopra, itu US$ 5,9 juta. Ini dibandingkan 2024, ada penurunan," papar Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers di Kantor BPS, Senin (21/4/2025).
Sayangnya, dia tidak memaparkan berapa perbandingan ekspor dari bulan ke bulan sepanjang 2025. Adapun negara tujuan ekspor kepala dengan kulit tertinggi RI adalah Tiongkok sebsar US$ 43,1 juta, Vietnam US$ 2,06 juta, Thailand US$ 299 ribu, dan negara lainnya US$ 144 ribu.
Sementara itu, Kemendag rencananya akan mempertemukan pelaku industri kelapa dengan eksportir kelapa. Hal ini dilakukan untuk merumuskan kesepakatan antara keduanya agar tidak ada yang dirugikan.
Bahkan, Kemendag juga akan mempertemukan pengusaha dan eksportir dengan para petani.
"Kami sudah menemukan ya antara industri dan eksportirnya. Biar nanti ada kesempatan yang lebih baik. Karena kita juga di dalam negeri membutuhkan, tetapi harga tentunya juga kalau murah kan petani, eksportir kan tidak mau. Jadi nanti kita cari kesepakatan yang lebih baik," ujar Budi.
(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:
Video: BPS: Surplus Neraca Dagang RI USD 4,43 Miliar di Maret 2025
Next Article RI Mendadak Krisis Kelapa, Zulhas Tunjuk Biang Keroknya China