Saham Bank Jumbo Ambruk, Bos BNI (BBNI): Tunggu Saja Pasti Balik

2 months ago 29

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot 5,25% dalam sebulan terakhir. Sejak 6 Februari 2025, IHSG telah meninggalkan level 7.000 dan masuk ke level 6.600 pada perdagangan kemarin, Senin (11/2/2025).

Rapor merah IHSG seiring dengan harga saham perbankan yang merosot. Saham bank-bank jumbo telah turun lebih dari 10% sepanjang Februari 2025, yang baru berjalan enam hari perdagangan. 

Terkait koreksi saham perbankan, Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Royke Tumilaar pun buka suara. Dia mengatakan bahwa bukan hanya saham perbankan yang mengalami koreksi, tetapi juga industri lain. 

Dia pun yakin bahwa kondisi ini akan segera berbalik. "Tunggu saja pasti balik," kata Royke di sela-sela Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan di Jakarta Convention Center, Jakarta, Selasa (11/2/2025).

Royke mengatakan bahwa secara fundamental, kinerja BNI masih sangat baik. "Bagus, bagus banget," katanya. 

Sebagai informasi, saham BBNI sempat melampaui level 6.000 pada tahun lalu. Akan tetapi pada awal tahun ini saham BBNI sudah terkoreksi 9,58% dibandingkan dengan posisi awal 2025, ke level 4.120 (harga penutupan 10 Februari 2025).

Sementara itu, BNI mencetak laba sebesar Rp21,46 triliun sepanjang 2024. Perolehan laba itu naik 2,64% secara tahunan (yoy) dari setahun sebelumnya sebesar Rp20,90 triliun pada dari tahun 2023.

Pada fungsi intermediasi, BNI tercatat telah menyalurkan kredit sebesar Rp 775,87 triliun, meningkat 11,62% yoy sepanjang tahun lalu. Seiring dengan peningkatan tersebut, kualitas kredit semakin membaik dengan nonperforming loan (NPL) net menjadi sebesar 0,74% dan NPL gross turun sebesar 1,97%.

Total aset BNI pun per Desember 2024 naik 3,95% yoy menjadi Rp1.124,80 triliun.

Analis NH Korindo Sekuritas Leonardo Lijuwardi menilai kinerja BBNI sepanjang 2024 terdampak oleh kondisi higher for longer. Hal ini membuat beban bunga bank naik dan mengikis net interest margin (NIM).

"Namun, berbicara dari pertumbuhan kinerja seperti non-interest income, penyaluran kredit masih bertumbuh cukup baik sertarilisnya "wondr" cukup membantuBBNI di FY2024," tulis Leo.

Mengutip laporan keuangan BNI, pendapatan komisi/provisi/fee dan administrasi bank naik 1,27% yoy menjadi Rp10,25 triliun. Lalu pendapatan lainnya tumbuh 20,86% yoy menjadi Rp7,36 triliun.


(mkh/mkh)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Adu Laba 4 Bank Besar: BRI, BCA, BNI, Mandiri, Ini Pemenangnya!

Next Article Superapp hingga Akuisisi, Ini Gebrakan Transformasi Digital BNI (BBNI)

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|