Sambut Malam Natal, Wall Street Dibuka Meriah

1 day ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham Amerika Serikat (AS) kompak menguat pada awal perdagangan jelang malam natal.

Pada awal perdagangan Selasa (24/12/2024), Dow Jones dibuka menguat 0,48% di level 43.114,43 begitu juga dengan S&P 500 dibuka lebih tinggi 0,74% di level 6.018, diikuti dengan Nasdaq yang bergerak naik 0,98% di level 19.957,97.

Indeks utama Wall Street menguat pada awal perdagangan hari Selasa dalam sesi perdagangan yang singkat sebelum Natal, dengan S&P 500 dan Nasdaq naik selama tiga hari berturut-turut, dibantu oleh kenaikan dalam beberapa saham megacap dan saham growth stocks.

Saham Broadcom (AVGO.O) dan Nvidia (NVDA.O) memberikan dorongan terbesar bagi indeks, masing-masing naik 2,7% dan 0,7%, sementara Consumer Discretionary (SPLRCD) dan Technology (SPLRCT) memimpin kenaikan di antara sektor-sektor S&P 500.

Dengan sedikit katalis utama, volume perdagangan yang tipis diharapkan pada hari-hari terakhir tahun ini meningkatkan prospek perdagangan yang tidak menentu.

"Investor bernapas lega karena mungkin pemangkasan suku bunga yang agresif minggu lalu dikombinasikan dengan pembacaan PCE yang lebih rendah mengindikasikan bahwa inflasi bukanlah ancaman yang muncul kembali," ujar Sam Stovall, kepala strategi investasi CFRA Research.

"Akibatnya, mungkin pasar ini akan merangkak naik antara sekarang dan akhir tahun."

Setelah mencatatkan kenaikan tajam ke rekor tertinggi setelah pemilihan umum November, yang memicu harapan akan kebijakan pro-bisnis di bawah Presiden terpilih AS Donald Trump, reli Wall Street mengalami peningkatan bulan ini karena investor bergulat dengan prospek suku bunga yang lebih tinggi pada tahun 2025.

The Federal Reserve (The Fed) AS melonggarkan biaya pinjaman untuk ketiga kalinya tahun ini pada hari Rabu lalu, tetapi mengisyaratkan hanya dua pengurangan 25 basis poin lagi tahun depan, turun dari proyeksi September sebanyak empat kali, karena para pembuat kebijakan mempertimbangkan kemungkinan kebijakan Trump memicu inflasi.

Para pedagang memperkirakan The Fed akan mempertahankan suku bunga dalam kisaran 4% hingga 4,25% pada akhir tahun 2025, dari antara 3,75% dan 4% sekitar 10 hari yang lalu, menurut alat FedWatch CME.

Saat ini, pasar berada dalam periode yang secara historis kuat yang disebut "reli Sinterklas". S&P 500 rata-rata naik 1,3% dalam lima hari terakhir bulan Desember dan dua hari pertama bulan Januari, menurut data dari Stock Trader's Almanac yang terbit sejak tahun 1969.

Namun, pelaku pasar mempertanyakan apakah kenaikan saham AS ke rekor tertinggi baru akan dapat dicapai dalam beberapa hari mendatang, di tengah kekhawatiran tentang valuasi yang sangat tinggi dan kesehatan pasar secara keseluruhan.


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(saw/saw)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Anak Usaha RAJA Mau IPO di Awal Tahun, Simak Prospek RATU!

Next Article Usai Ambruk, Kini Wall Street Kembali Berpesta

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|