Sempat Bikin Adani 'Miskin', Sosok Ini Malah Tutup Perusahaannya

18 hours ago 6

Jakarta, CNBC Indonesia - Nate Anderson, pelaku short seller ternama mengumumkan akan menutup perusahaannya, Hindenburg Research. Keputusan ini diambil, belum lama setelah perusahaan itu membuat saham Adani ambruk karena tuduhan manipulasi saham.

Anderson mengaku pekerjaannya di Hindenburg tersebut telah membebani kesejahteraannya.

"Saya telah menghabiskan sebagian besar dari delapan tahun terakhir baik dalam pertarungan atau mempersiapkan diri untuk pertarungan berikutnya," katanya dalam sebuah wawancara dengan The Wall Street Journal, dikutip Kamis (16/1/2025).

Anderson mengatakan bahwa ia merasa bahwa ia dan Hindenburg telah mencapai target mereka, yakni membangun bisnis dari perburuan penipuan dan masalah lain di pasar publik dan swasta. Ia berharap dapat segera berbagi sumber daya dan materi pelatihan agar orang lain dapat menggunakan taktik Hindenburg dalam penyelidikan mereka sendiri.

Sementara itu, Anderson mengatakan setelah ini ingin menekuni hobi, bepergian, dan menghabiskan waktu dengan tunangannya dan anak mereka, seraya menambahkan bahwa ia telah memperoleh cukup uang untuk memenuhi kebutuhan mereka di masa depan. Ia mengatakan bahwa ia berencana untuk menginvestasikan uangnya dalam dana indeks dan investasi lain yang tidak menimbulkan stres.

Mengingatkan saja, pada Januari 2023 lalu, Hindenburg menuduh Adani Group melakukan manipulasi saham dan penipuan perusahaan. Akibatnya, saham konglomerat multinasional asal India itu ambruk sebesar US$ 110 miliar lebih atau sekitar Rp1.650 triliun (kurs Rp 15.000 rata-rata saat itu).

Delapan belas bulan kemudian, Hindenburg kembali melontarkan tuduhan ke raksasa India tersebut, ketua regulator pasar modal India memiliki konflik kepentingan yang mencegah penyelidikan mendalam atas tuduhan penipuan. Akibatnya, Adani Group kehilangan sekitar valuasi pasar sebesar US$ 2,4 miliar (Rp38,04 triliun).

Adani Group, yang dipimpin oleh miliarder Gautam Adani, merupakan konglomerat multinasional yang beroperasi di berbagai sektor, termasuk perdagangan komoditas, bandara, utilitas, dan energi terbarukan.

Hindenburg sendiri telah membangun reputasi dalam melakukan penelitian tekun dan teknik investigasi baru. Perusahaan ini berada di balik banyak taruhan yang paling menonjol terhadap saham selama beberapa tahun terakhir.

Anderson, yang memulai Hindenburg pada tahun 2017, merupakan salah satu pentolan "aktivis short seller." Para aktivis short seller yang dimaksud ini tidak hanya memasang taruhan terhadap saham perusahaan, tetapi juga menggunakan media digital untuk membagikan penelitian mereka dengan pasar, dengan harapan mendapat untung dari mengubah sentimen terhadap target mereka.

Tidak seperti banyak perusahaan sejenisnya, Hindenburg tidak pernah mengelola dana orang lain. Sebaliknya, perusahaan tersebut membagikan idenya dengan dana lain untuk mendapatkan imbalan dari perdagangan yang menguntungkan, menginvestasikan modalnya sendiri, dan membagikan penelitiannya dengan lembaga pemerintah dengan harapan mendapatkan imbalan.

Perusahaan tersebut menuduh perusahaan-perusahaan yang menjadi targetnya, memiliki valuasi terlalu tinggi karena berbagai alasan. Termasuk kejahatan jabatan, manipulasi, dan kecurangan akuntansi. Upaya Hindenburg mendorong beberapa tindakan penegakan hukum dan investigasi oleh regulator dan penegak hukum.


(fsd/fsd)

Saksikan video di bawah ini:

Video:Akhir Pekan, IHSG Menguat & Rupiah Amblas ke Rp16.300-an per USD

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|