Sempat Terjadi Kebakaran, Smelter Tembaga Freeport Masih Berhenti

3 months ago 33

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Freeport Indonesia (PTFI) mengungkapkan bahwa sampai saat ini pihaknya masih menghentikan sementara seluruh operasional produksi katoda tembaga di smelter yang berada di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated and Industrial Ports Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur.

Hal ini menyusul terjadinya insiden kebakaran pada fasilitas gas cleaning plant di smelter kedua Freeport di KEK Gresik, pada Senin, 14 Oktober 2024 lalu.

Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas mengungkapkan bahwa sampai saat ini PTFI masih menghentikan sementara seluruh operasional produksi katoda tembaga di Smelter.

"Masih full berhenti. Kalau lagi perbaikan kan nggak mungkin produksi. Karena itu kan capture CO2," ungkap Tony ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (3/1/2024).

Sementara itu, Plt. Staf Ahli Bidang Regulasi, Penegakan Hukum, dan Ketahanan Ekonomi Kemenko Perekonomian Elen Setiadi menjelaskan bahwa berdasarkan laporan PTFI usai insiden kebakaran, smelter PTFI baru bisa memulai produksinya kembali di Juli 2025.

"Katanya masih enam bulan lagi ya, pokoknya selesai. Awal ramp-up. Pokoknya semester 1 selesai," ujarnya.

Namun, meski ramp-up ditargetkan dapat terlaksana pada bulan Juli, smelter PTFI tidak dapat langsung berproduksi secara penuh. Setidaknya, kapasitas produksi hanya mencapai 40% dari total produksi perusahaan.

"Juli (ramp up) 40% dari kapasitas smelter baru," kata Elen.

Seperti diketahui, smelter baru PT Freeport Indonesia ini sebenarnya sudah melalui uji coba komersial (commissioning), bahkan sudah melalui prosesi peresmian produksi katoda tembaga perdana pada 23 September 2024 lalu.

Produksi perdana katoda tembaga smelter kedua PT Freeport Indonesia ini diresmikan oleh Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).

Proyek smelter dengan desain single line terbesar di dunia ini memiliki kapasitas pengolahan 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun dan memproduksi sekitar 600.000-700.000 katoda tembaga per tahun.

Bersama dengan smelter pertamanya yang dikelola PT Smelting Gresik, kedua smelter milik PT Freeport Indonesia ini akan memurnikan total 3 juta ton konsentrat tembaga per tahun, dan menghasilkan 1 juta ton katoda tembaga, 50 ton emas, dan 200 ton perak.

Namun, tiga minggu setelah produksi katoda tembaga perdana tersebut, tepatnya Senin (14/10/2024), pada pukul 17.45 WIB, telah terjadi insiden kebakaran pada unit fasilitas gas di smelter.

Gas cleaning plant merupakan sebuah unit yang berfungsi membersihkan gas CO2 yang dihasilkan dari proses pembakaran konsentrat yang kemudian dapat dikonversi menjadi asam sulfat. Produk ini nantinya bisa dimanfaatkan untuk industri pupuk, pabrik High Pressure Acid Leaching (HPAL) nikel, dan berbagai kebutuhan lainnya.

Akibat insiden kebakaran ini, diperlukan waktu hingga 6 bulan untuk smelter ini bisa beroperasi dengan kapasitas penuh. Mulanya, operasional penuh smelter ini bisa terealisasi pada Desember 2024.

Mengutip bahan paparan PTFI, investasi kumulatif untuk proyek smelter PTFI di Gresik mencapai Rp 58 triliun atau sekitar US$ 3,67 miliar. Proyek ini merupakan pemenuhan komitmen PTFI terhadap Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) yang diterbitkan pada tahun 2018.


(wia)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Update Kebakaran Pabrik Asam Sulfat di Smelter Freeport Gresik

Next Article Video: Freeport Jadi Tambang Tembaga Hulu-Hilir Terbesar di Dunia

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|