Sifat-Sifat Utama Seorang Imam Sholat Berjamaah

9 hours ago 11

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam pelaksanaan sholat berjamaah, ada imam yang bertugas memimpin pelaksanaan sholat. Ada sejumlah sifat-sifat utama yang dipenuhi seorang untuk bisa menjadi seorang imam.

Syamsuddin Noor dalam Pedoman Shalat Berjamaah Menurut Tuntunan Rasulullah SAW menuliskan, sifat-sifat utama orang yang menjadi imam. Yaitu:

  • Bersifat amanah, yakni dapat memelihara diri dari kefasikan, melakukan dosa-dosa besar, dan dosa-dosa kecil.
  • Memelihara diri dari ujub dan takabur.
  • Hendaknya imam itu memperoleh keridhaan dari jamaah dan berhak pula ia menjadi imam. Jika makmum tidak suka ia menjadi imamnya, maka sebaiknya ia menarik diri menjadi imam.

Di buku yang sama, Syamsuddin Noor juga menuliskan kriteria orang yang lebih pantas menjadi imam. Yakni:

  • Jika sholat bersama pembesar negara, maka pembesar-pembesar negara itulah yang lebih pantas menjadi imam (pembesar negara Islam). Rasulullah SAW bersabda: 

“Jadikanlah olehmu untuk imam-imam itu, orang-orang yang terpilih di antara kamu, karena mereka merupakan perantara anntara kamu dan Tuhanmu” (H.R. Ad Daruquthny dari Ibnu Umar)

  • Bila berjamaah di rumah seseorang, maka tuan rumah yang lebih berhak menjadi imam atau penduduk asli di sekitar itu dari pada yang bertamu. Rasulullah SAW bersabda:

وَلا يَؤُمَّنَّ الرَّجُلُ الرَّجُلَ فِي سُلْطَانِهِ , وَلا يَقْعُدْ فِي بَيْتِهِ عَلَى تَكْرِمَتِهِ إِلا بِإِذْنِهِ

“Janganlah seorang maju menjadi imam sholat di tempat kekuasaan orang lain, dan janganlah duduk di rumah orang lain di kursi khusus milik orang tersebut, kecuali diizinkan olehnya” (HR Muslim).

  • Diutamakan menjadi imam orang yang lebih pandai membaca Alquran, sesudah itu orang yang lebih mengetahui hukum-hukum ibadah dan sunnah-sunnah setelah itu yang lebih tua umurnya. Rasulullah SAW bersabda:

وَحَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، وَأَبُو سَعِيدٍ الْأَشَجُّ كِلَاهُمَا، عَنْ أَبِي خَالِدٍ، قَالَ أَبُو بَكْرٍ : حَدَّثَنَا أَبُو خَالِدٍ الْأَحْمَرُ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ إِسْمَاعِيلَ بْنِ رَجَاءٍ، عَنْ أَوْسِ بْنِ ضَمْعَجٍ، عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ الْأَنْصَارِيِّ، قَالَ :قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَؤُمُّ الْقَوْمَ أَقْرَؤُهُمْ لِكِتَابِ اللهِ فَإِنْ كَانُوا فِي الْقِرَائَةِ سَوَاءً فَأَعْلَمُهُمْ بِالسُّنَّةِ فَإِنْ كَانُوا فِي السُّنَّةِ سَوَاءً فَأَقْدَمُهُمْ هِجْرَةً فَإِنْ كَانُوا فِي الْهِجْرَةِ سَوَاءً فَأَقْدَمُهُمْ سِلْمًا، وَ فِي رِوَايَةٍ: سِنًّا، وَلاَ يَؤُمَّنَّ الرَّجُلُ الرَّجُلَ فِي سُلْطَانِهِ وَلاَ يَقْعُدْ فِي بَيْتِهِ عَلَى تَكْرِمَتِهِ إِلاَّ بِإِذْنِهِ. [رواه مسلم]

            “Yang mengimami suatu kaum, hendaklah yang paling baik bacaan kitab Allah (Al-Quran) nya. Jika di antara mereka itu sama, maka hendaklah yang paling tahu tentang sunnah, dan apabila di antara mereka sama pengetahuannya dalam Sunnah, hendaklah yang paling dahulu berhijrah, dan apabila di antara mereka sama dalam berhijrah, hendaklah yang paling dahulu memeluk Islam. Dalam riwayat lain disebutkan “Yang paling tua usianya. Janganlah seorang maju menjadi imam sholat di tempat kekuasaan orang lain, dan janganlah duduk di rumah orang lain di kursi khusus milik orang tersebut, kecuali diizinkan olehnya”. (HR.Muslim).

  • Jangan memilih imam yang tidak disukai oleh kaumnya. Rasulullah SAW bersabda:  "Janganlah engkau mengimami suatu kaum sedang mereka membenci engkau" (HR Abu Daud dari Abu Amr ibn Ash)

    Jika kita tidak pernah berbuat aniaya kepada mereka, maka dosa tidak menyukai itu dipikul oleh mereka. Sedangkan maksud benci di sini adalah benci karena Allah. Para imam juga harus memperhatikan sebuah hadits: "Apabila seseorang menjadi imam bagi orang-orang yang kurang daripadanya, padahal di belakangnya terdapat orang yang lebih utama dari padanya, maka derajat mereka semua dalam kerendahan terus menerus (derajat berjamaahnya). (HR Ahmad).

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|