Stok Motor Listrik Makin Banyak Numpuk di Gudang, Pengusaha Teriak

3 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah masih belum merilis subsidi motor listrik yang akan diterapkan di tahun 2025 ini. Hal itu menimbulkan kekhawatiran banyak pabrikan motor listrik bahwa penjualan akan melambat. Pasalnya, imbas dari ketidakjelasan subsidi ini, beberapa pabrikan ada yang sampai menahan produksi.

"Ada yang seperti itu, ada mereka bentuk skema strategi marketing supaya bisa jualan dan masyarakat bisa membelinya," kata Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (AISMOLI) Budi Setiyadi, Senin (3/2/2025).

Diler melakukan berbagai cara agar produknya bisa segera terjual, misalnya motor listrik Smoot memberi promo khusus bagi ojek online. Misalnya untuk membeli motor Smoot De Sultan seharga Rp 24 jutaan, pengemudi ojek online cukup membayar DP Rp 330 ribu dan cicilan Rp 55 ribu per hari selama 630 hari.

Kemudian Volta memberikan baterai tambahan senilai Rp 6,5 juta dan tambahan cashback Rp 500 ribu. Sedangkan jika memilih satu baterai ada potongan cashback Rp 3,5 juta.

Penjualan motor listrik di awal tahun cukup tersendat imbas tidak adanya subsidi Rp 7 juta dari pemerintah. Pantauan CNBC Indonesia di dua diler motor listrik wilayah Jakarta Selatan pada Senin (13/1/2024) minim pengunjung yang datang. (Dok. Istimewa)Foto: Penjualan motor listrik di awal tahun cukup tersendat imbas tidak adanya subsidi Rp 7 juta dari pemerintah. Pantauan CNBC Indonesia di dua diler motor listrik wilayah Jakarta Selatan pada Senin (13/1/2024) minim pengunjung yang datang. (Dok. Istimewa)
Penjualan motor listrik di awal tahun cukup tersendat imbas tidak adanya subsidi Rp 7 juta dari pemerintah. Pantauan CNBC Indonesia di dua diler motor listrik wilayah Jakarta Selatan pada Senin (13/1/2024) minim pengunjung yang datang. (Dok. Istimewa)

Budi pun mengakui bahwa saat ini banyak stok barang yang akhirnya menumpuk di gudang. Banyak masyarakat menahan pembelian dengan berharap bakal mendapatkan subsidi serupa seperti tahun lalu, yakni Rp 7 juta per motor. Alhasil banyak agen pemegang merk yang mengeluh kondisi saat ini.

"Stok numpuk itu dikeluhkan APM karena di 2024 dikasih subsidi sehingga diproduksi banyak barang dengan harapan dijual dengan skema subsidi waktu itu, ternyata daya beli seperti itu, 2025 belum dijalankan. Yang terjadi banyak stok di pabrik," kata Budi.

Ia mengungkapkan bakal ada pertemuan dengan pemerintah untuk memastikan skemanya.

"Kami diundang pada 3 Februari oleh Kemenko Perekonomian, salah satunya membicarakan ini. Yang jelas di tanggal 3 Februari ini semoga ada keputusan minimal besaran dan skemanya," kata Budi.


(fys/wur)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Tahun Baru Insentif Baru, Kendaraan Listrik Bakal Diburu

Next Article Pengusaha Protes Kuota Subsidi Motor Listrik Dipotong Pemerintah

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|