Studi Menemukan Penyebab Utama 'Kabut Otak' Saat Menopause

2 hours ago 1
1news.co.nz1news.co.nz

Banyak wanita yang mengalami menopause melaporkan mengalami 'brain fog' (kabut otak), yaitu perasaan lelah mental, mudah lupa, dan kesulitan berkonsentrasi.

Hal ini bisa membuat frustrasi dan membingungkan, terutama ketika wanita masih tampak sehat dan mampu dalam hal lain.

Para ilmuwan percaya bahwa kabut otak ini mungkin terkait dengan perubahan kadar hormon, terutama estrogen, selama masa transisi menopause.

Sebuah tinjauan penelitian baru telah menggabungkan temuan dari beberapa studi untuk lebih memahami bagaimana menopause memengaruhi struktur otak dan bagaimana hal ini dapat berkaitan dengan perubahan dalam daya ingat, suasana hati, dan cara berpikir.

Tinjauan ini dipresentasikan pada Pertemuan Tahunan The Menopause Society 2025 di Orlando. Tinjauan ini menunjukkan bahwa menopause dapat membawa perubahan nyata dan terukur pada otak.

Para peneliti telah menemukan bahwa materi abu-abu—bagian otak yang terlibat dalam ingatan dan pengambilan keputusan—dapat menyusut di area-area penting seperti hipokampus serta lobus frontal dan temporal.

Bagian-bagian otak ini membantu kita mengingat dan membuat pilihan. Ketika volume materi abu-abu menurun, wanita mungkin mengalami masalah memori, terutama memori verbal dan pemikiran spasial.

Studi lain menemukan bahwa wanita yang memasuki masa menopause mungkin mengalami hiperintensitas materi putih yang lebih banyak.

Ini adalah titik-titik terang yang muncul pada pemindaian MRI dan mungkin merupakan tanda kerusakan kecil pada jaringan otak.

Wanita yang mengalami menopause dini atau yang sering mengalami hot flashes lebih mungkin mengalami perubahan materi putih ini.

Titik-titik ini dapat dikaitkan dengan masalah berpikir, keseimbangan, suasana hati, dan bahkan risiko stroke dan demensia yang lebih tinggi.

Ada kabar baik juga. Beberapa studi menunjukkan bahwa setelah menopause, volume materi abu-abu mungkin mulai pulih.

Ini mungkin berarti otak mampu beradaptasi, atau "mengatur ulang" dirinya sendiri, dalam proses yang disebut neuroplastisitas.

Para ilmuwan juga telah mengamati bahwa selama menopause, otak menunjukkan lebih banyak reseptor estrogen.

Ini bisa jadi merupakan cara otak untuk mencoba menyesuaikan diri dengan kadar hormon yang lebih rendah.

Namun, lebih banyak reseptor tidak selalu merupakan hal yang baik—beberapa penelitian mengaitkan peningkatan ini dengan daya ingat yang lebih lemah dalam kasus-kasus tertentu.

Menopause juga memengaruhi aliran darah di otak dan penggunaan energi otak.

Perubahan-perubahan ini merupakan tanda lebih lanjut bahwa menopause memiliki dampak yang kuat terhadap kesehatan otak.

Tinjauan ini dilakukan oleh mahasiswa PhD psikologi Angélica Rodríguez dan Andrea Pereira di BRAVE Lab, Ponce Health Sciences University di Puerto Riko. Proyek mereka dibimbing oleh Dr. Bárbara Barros dan Dr. Karla Martínez.

Temuan ini dibagikan pada Pertemuan Tahunan The Menopause Society 2025 dalam sebuah poster berjudul "Menopause dan Perubahan Struktur Otak: Sebuah Revisi Bibliografi." Rodríguez, penulis pertama, akan mempresentasikan poster tersebut.

Rodríguez mengatakan bahwa penelitian ini menunjukkan betapa pentingnya untuk terus mempelajari hubungan antara menopause dan otak, terutama bagaimana hal itu memengaruhi memori, suasana hati, dan fungsi sehari-hari.

Dr. Stephanie Faubion, direktur medis The Menopause Society, sependapat.

Ia mengatakan penelitian semacam ini membantu membangun pemahaman yang lebih baik tentang mengapa perempuan mengalami kabut otak selama menopause.

Tujuannya adalah untuk menemukan perawatan baru dan lebih baik yang dapat membantu perempuan tetap tajam dan merasa lebih baik selama tahap kehidupan ini.

Penelitian ini dipublikasikan di Menopause.

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|