Tekan Impor, Komponen Pembangkit Panas Bumi Bisa Diproduksi di RI

8 hours ago 6

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) mengungkapkan komponen untuk kebutuhan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) bisa diproduksikan di dalam negeri.

Direktur Keuangan PGEO Yurizki Rio mengatakan, hal itu dilakukan sebagai upaya untuk mengantisipasi kondisi ketidakpastian global saat ini, sehingga pada akhirnya bisa menekan impor, mengurangi ketergantungan dari negara lain, serta bisa meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

"Localize smartly sebenarnya this is very much aligned, ya, dengan program kami yang kita ingin membangun co-generation power plant sebesar 230 MW, di mana ada important component atau important equipment yang bernama heat exchangers. Setelah kita assess, sebenarnya tidak begitu rumit untuk kita manufacture di Indonesia," jelasnya kepada CNBC Indonesia dalam program Energy Corner, Kamis (8/5/2025).

Lebih lanjut, Yurizki menilai jika komponen untuk PLTP dalam negeri bisa diproduksi oleh domestik, maka terdapat berbagai penghematan yang bisa dilakukan.

"Jadi, kalau kita bisa manufacture ini, kita akan reduce our dependency on import on heat exchangers. Itu bisa saving a lot of time, a lot of cost," ungkapnya.

Bahkan, dia menilai manufaktur dalam negeri juga bisa membuka potensi untuk insentif kepada pemerintah ke depannya.

"Membuka potensi kita untuk mendapatkan further fiscal incentive kepada pemerintah nanti ke depannya," tandasnya.

Seperti diketahui, Indonesia merupakan pemilik cadangan panas bumi terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat.

Berdasarkan data ThinkGeoEnergy, Amerika Serikat memiliki potensi panas bumi 30.000 MW atau 30 GW, terbesar no.1 di dunia. Setelah itu, disusul Indonesia dengan potensi 23.965 MW di posisi ke-2 dunia.

Lalu, nomor tiga diduduki Jepang dengan jumlah potensi 23.400 MW, dan no.4 disusul Kenya dengan potensi 15.000 MW. Penguasa panas bumi no.5 terbesar di dunia dimiliki oleh Islandia dengan jumlah potensi panas bumi sebesar 5.800 MW.

Namun sayangnya, hingga kini sumber daya panas bumi RI tersebut baru dimanfaatkan sebagai sumber energi berupa Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) sebesar 11%.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Indonesia memiliki sumber daya panas bumi hingga 24.000 Mega Watt (MW) atau 24 Giga Watt (GW). Namun, hingga Desember 2024, kapasitas terpasang PLTP tercatat baru mencapai 2.653 Mega Watt (MW) ateu 2,65 GW.

Artinya, panas bumi yang dimanfaatkan sebagai sumber energi baru sebesar 11% dari potensi yang ada.

Sampai 2030, kapasitas terpasang PLTP ditargetkan bisa meningkat menjadi 3,35 GW.


(wia)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Indonesia & Jepang Bangun PLTP Muara Laboh di Solok, Sumbar

Next Article 18 Tahun Berdiri, PGE Jadi Andalan Transisi Energi RI

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|