Tempuh 2 Strategi, Garuda Indonesia Group Percepat Transformasi Bisnis

1 hour ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Garuda Indonesia Group memperkuat momentum pemulihan kinerja di bawah manajemen baru di tahun 2025 ini melalui akselerasi transformasi operasional, finansial, layanan, serta tata kelola Perusahaan yang solid.

Dengan dukungan penyertaan modal Pemerintah RI melalui Danantara Indonesia, Garuda Indonesia bersama Citilink menempatkan penguatan dan optimasi kapasitas produksi, basis kinerja komersial dan operasi yang solid, serta konsolidasi fundamental bisnis secara grup sebagai prioritas strategis dalam mendorong pemulihan ekuitas menuju level positif.

Direktur Utama Garuda Indonesia, Glenny Kairupan, menjelaskan bahwa peningkatan kapasitas ini menjadi indikator kuat atas transformasi yang berjalan on the track.

"Dengan terjaganya serviceability pesawat baik di Garuda Indonesia maupun Citilink, kami melihat momentum pemulihan yang semakin solid. " jelas Glenny dalam keterangan resmi, Jumat (28/11/2028).

Penyertaan modal Danantara Indonesia yang telah disahkan melalui RUPS Luar Biasa, pada (12/11/2025), mempertegas posisi Garuda Indonesia sebagai flag carrier dan pilar strategis konektivitas, layanan publik, logistik, dan pariwisata nasional.

Dari total Rp23,67 triliun dana penyertaan modal, Rp8,7 triliun dialokasikan bagi Garuda Indonesia untuk memperkuat modal kerja dan pemeliharaan armada, sementara Rp14,9 triliun digunakan Citilink untuk kebutuhan modal kerja dan penyelesaian kewajiban pembelian avtur periode 2019-2021.

Hingga November ini, langkah akselerasi kinerja melalui dukungan SHL (shareholder loan) memungkinkan Garuda Indonesia menjaga serviceability atas 13 pesawat. Sementara Citilink mereaktivasi sembilan pesawat sejak September lalu, sehingga pada akhir 2025 jumlah armada siap operasi Citilink akan mencapai 36 pesawat. Per Oktober 2025, Garuda Indonesia mengoperasikan 78 armada dengan 58 pesawat dalam kondisi serviceable , sementara Citilink mengoperasikan 64 armada dengan 32 pesawat serviceable.

Adapun di tengah pemulihan industri aviasi nasional dan global yang terus menunjukkan tren positif, Garuda Indonesia memperkuat posisinya sebagai maskapai nasional dengan layanan yang menghubungkan 38 destinasi domestik melalui 52 rute, serta 15 destinasi internasional melalui 20 rute.

Peran konektivitas tersebut didukung jaringan kemitraan strategis yang mencakup 21 codeshare partners dan 70 Special Prorate Agreements, sehingga membuka akses hingga 1.228 rute global.

Program loyalitas GarudaMiles turut memperluas ekosistem layanan dengan peningkatan anggota sebesar 16% secara YoY dan peningkatan mitra kerja sebesar 59% secara YoY.

Konsistensi OTP sebagai core value Perusahaan juga terus dioptimalkan dengan capaian rata-rata OTP hingga Oktober 2025 mencapai 82,47% di mana pada tahun ini Garuda juga turut mencatatkan capaian OTP tertinggi sebesar 98,39% pada bulan Mei 2025 lalu.

"Garuda Indonesia juga turut mempertahankan peringkat idBBB stable outlook, yang sekaligus menegaskan ketahanan finansial, keberlanjutan operasional, serta komitmen Garuda Indonesia sebagai grup penerbangan nasional," rinci Glenny.

Seluruh unit usaha, termasuk Citilink, GMF AeroAsia, dan Asyst, turut memperkuat ekosistem penerbangan terintegrasi. Secara keseluruhan, capaian ini menunjukkan komitmen dan keberlanjutan Garuda Indonesia dalam mempertahankan operasi pasca restrukturisasi, serta terus meningkatkan nilai Garuda Indonesia Group sebagai grup penerbangan nasional.

Meskipun masih terdapat tekanan loss pada tahun buku berjalan, Garuda Indonesia terus berada pada jalur pemulihan yang sesuai pasca restrukturisasi, dengan tren operasional dan pendapatan yang konsisten membaik. Penurunan beban usaha, tren peningkatan utilisasi armada, serta pertumbuhan load factor menunjukkan fundamental bisnis yang semakin solid, sekaligus memperkuat keyakinan menuju profitabilitas berkelanjutan.

Di sisi yang lain, dengan jumlah gap armada yang serviceable dan faktor eksternal seperti kurs, harga bahan bakar, dan biaya perawatan masih memberi tekanan pada pembukuan, namun Perusahaan mampu menjaga fondasi bisnis yang solid melalui penguatan efisiensi, produktivitas armada dan crew, serta optimalisasi pendapatan penumpang dan kargo. Momentum ini didukung sinergi pemangku kepentingan yang semakin konstruktif.

Sejalan dengan itu, Garuda Indonesia Group memfokuskan sejumlah agenda pilar strategis untuk memperkuat daya saing dan transformasi kinerja yakni optimalisasi jaringan dan rute penerbangan, optimalisasi frekuensi dengan basis profitabilitas yang sustain, termasuk melalui segmentasi charter, ancillary revenue, hingga optimalisasi keterisian kursi melalui strategic pricing yang presisi.

Wakil Direktur Utama Garuda Indonesia, Thomas Oentoro, menegaskan  transformasi 2025 tidak hanya berbasis pada optimalisasi kekuatan alat produksi dan profitabilitas tetapi juga pada fondasi tata kelola dan kinerja yang berkelanjutan.

"Kekuatan kinerja operasional harus berjalan seiring dengan governance excellence, disiplin finansial, accountability business process dan penguatan value creation. Setiap inisiatif operasional harus menghasilkan added value yang terukur baik bagi pengguna jasa, investor, maupun ekosistem aviasi nasional," jelas Thomas.

Menurutnya, dengan tata kelola yang semakin kuat dan fokus bisnis yang berbasis data driven market yang reliable, Garuda Indonesia Group akan berdiri sebagai maskapai dengan nilai tambah tinggi, fondasi finansial yang lebih sehat, dan daya saing global yang semakin solid.

Aksi Korporasi Perkuat Ekuitas dan Portofolio Grup

Dalam roadmap pemulihan ekuitas, Garuda Indonesia melalui lini usahanya sedang memfinalisasi rencana inbreng aset GMF AeroAsia dan API (Angkasa Pura Indonesia) yang akan memperkuat penguatan kinerja operasi khususnya kelancaran operasional secara grup, serta mendukung basis kinerja likuiditas GMF secara konsolidasi, dan memperkuat kondisi keuangan untuk keberlanjutan usaha.

Aksi ini sejalan dengan rencana PMHMETD sebanyak 124,27 miliar saham Seri B, di mana GMF AeroAsia akan menerima aset non-tunai berupa lahan 972.123 meter persegi senilai Rp5,66 triliun dari API. Langkah ini diproyeksikan mendorong fundamental GMF secara signifikan, membalikkan posisi ekuitas dari minus US$248,99 juta menjadi positif US$102,87 juta.

Thomas menambahkan, progress roadmap bisnis yang semakin solid, percepatan perbaikan posisi ekuitas positif kami harapkan dapat terwujud dalam waktu yang tidak lama lagi. Hal ini tentunya diperkuat dengan pengelolaan berbagai indikator kinerja yang prudent, holistik serta membawa semangat tumbuh bersama dalam perspektif kinerja grup.

"Hal ini yang kami yakini akan membawa Garuda Indonesia memasuki fase transformasi ketahanan finansial yang lebih kuat, sustain, dan semakin baik lagi. Lebih lanjut, proses rights issue sebelumnya telah kami laksanakan melalui GMF sebagai bagian dari rangkaian aksi korporasi di lini anak usaha kami pada akhir Oktober lalu. Ke depan, sejalan dengan roadmap aksi korporasi 2026 dalam penguatan kinerja bisnis secara grup, tidak menutup kemungkinan akan dilakukan aksi korporasi lanjutan guna memperkuat kinerja bisnis grup. Namun demikian, seluruh opsi tersebut masih akan dikaji dan dibahas lebih lanjut bersama para pemangku kepentingan terkait," lanjut Thomas.

Dengan fundamental yang semakin solid dan sinergi grup yang kian kuat, Garuda Indonesia Group menatap fase transformasi berikutnya dengan optimisme yang terukur. 2025 menjadi momentum penting untuk mempercepat pemulihan ekuitas dan memperkuat daya saing. Kami berkomitmen hadir sebagai maskapai kebanggaan nasional yang tangguh secara finansial, unggul dalam layanan, dan berkontribusi nyata bagi konektivitas serta ekonomi Indonesia.

(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|