Terungkap! Bukan Mundur, Investasi LG Ternyata Diputus Pemerintah RI

5 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani membantah LG Energy Solution dari Korea Selatan mundur dari keseluruhan proyek investasi baterai kendaraan listrik RI senilai US$ 9,8 miliar atau setara RP 165,3 Triliun (Kurs US$ 16.867/US$).

Rosan menegaskan, bahwa LG hanya mundur dari sebagian proyek yang direncanakan. Sejatinya, kesepakatan mengenai investasi ini sudah dimulai sejak tahun 2020 dengan adanya 4 rencana Joint Venture (JV) terkait tambang nikel, pembuatan prekursor, katoda, anoda, cell baterai, dan daur ulang baterai. Sedangkan LG sudah merealisasikan investasinya sebesar US$ 1,1 miliar pada proyek ini.

"Jadi terbagi dalam 4 JV, dan mereka sudah groundbreaking dan sudah selesai di JV nomor 4 , jadi memang berita yang kemarin mereka mundur itu bukan mundur semuanya, nggak. Mereka sudah selesai di JV nomor 4 senilai US$ 1,1 miliar," kata Rosan di Kantor Presiden, Rabu (23/4/2025).

Pemerintah yang memutus 

Berkenaan dengan itu, Rosan juga menegaskan, bahwa sejatinya Menteri ESDM Bahlil Lahadalia lah yang lebih dulu memutus negoisasi investasi lanjutan LG tersebut dan memilih menjalankan proyek ini dengan partner lainnya.

"Kemudian memang pak Bahlil sudah menyampaikan. Mungkin saya ingin tambahkan tadi dikatakan bahwa dari sana memutus, sebetulnya lebih tepatnya kami yang memutus," kata Rosan, di Kantor Presiden, Rabu (23/4/2025).

Menurutnya itu berdasarkan surat yang diterbitkan Kementerian ESDM tertanggal pada 31 Januari 2025. Alasannya, proses negosiasi sudah berjalan terlalu lama dengan pihak LG untuk merealisasikan investasinya sedangkan Indonesia ingin agar proyek itu berjalan secepatnya.

"Karena memang negoisasi ini sudah terlalu lama, sedangkan kita kan ingin semua ini berjalan dengan baik, dengan cepat, karena negoisasi sudah berlangsung 5 tahun," kata Rosan.

"Jadi kan gak mungkin proyek itu lama gitu. Oleh sebab itu dikeluarkan surat oleh pak Bahlil yang dikirimkan kepada CEO dari LG Chem maupun LG Energy Solution," sambungnya.

Sedangkan, dari hal itu juga membuka bagi Huayou perusahaan asal China menjadi bagian dari konsorsium untuk mengambil alih peran LG dalam proyek senilai US$ 9,8 miliar. "Total investasinya tidak berubah dari US$ 9,8 miliar. Jadi memang Hyayou ini kan juga sudah berinvestasi di Indonesia sebelumnya, di bidang yang hampir sama juga," kata Rosan.

Menurut eks Kepala Kadin ini, Huayou sudah minat gabung dari konsorsium ini sejak tahun 2024 lalu. Selain Huayou, Rosan juga mengungkapkan perusahaan lain yang bakal menggantikan LG dalam proyek itu antara lain Indonesia Battery Corporation dan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. "Jadi sebenarnya dalam konsorsium LG itu memang sudah ada Huayou-nya. Jadi mereka sekarang yang menjadi leading konsorisum, itu saja," katanya.


(pgr/pgr)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Konsorsium LG Dikabarkan Batal Investasi Rp 130 Triliun di RI

Next Article Video: Konsorsium LG Dikabarkan Batal Investasi Rp 130 Triliun di RI

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|