Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia dan UE menyelesaikan negosiasi perundingan perjanjian perdagangan pada hari Selasa (23/9/2025). Langkah ini akhirnya terwujud setelah hampir satu dekade perundingan.
Pakta yang dinamakan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-UE (IEU-CEPA) tersebut ditandatangani oleh Komisioner Perdagangan UE Maros Sefcovic dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Airlangga Hartarto di Bali. Ini diharapkan dapat membuka investasi di sektor strategis seperti kendaraan listrik, elektronik, dan farmasi.
"Dengan menyelesaikan perjanjian ini, Uni Eropa dan Indonesia mengirimkan pesan yang kuat kepada dunia bahwa kita bersatu dalam komitmen kita terhadap perdagangan internasional yang terbuka, berbasis aturan, dan saling menguntungkan," kata Sefcovic setelah penandatanganan.
"Secara keseluruhan, eksportir Uni Eropa akan menghemat sekitar 600 juta euro (Rp 11,7 triliun) per tahun dalam bea yang dibayarkan untuk barang-barang mereka yang masuk ke pasar Indonesia, dan produk-produk Eropa akan lebih terjangkau dan tersedia bagi konsumen Indonesia," timpal Presiden UE Ursula von der Leyen dalam sebuah pernyataan.
Indonesia telah melakukan perundingan dengan Uni Eropa sejak 2016, tetapi negosiasi untuk kesepakatan dagang pada awalnya hanya menunjukkan sedikit kemajuan akibat su-isu seperti minyak sawit dan deforestasi. Akan tetapi, kebijakan tarif yang luas dari Presiden AS Donald Trump "menciptakan urgensi" untuk mempercepat kesepakatan.
"Kesepakatan dagang tersebut juga mencakup protokol tentang minyak sawit," kata UE dalam sebuah pernyataan, tanpa memberikan rincian.
Presiden Prabowo Subianto melakukan perjalanan ke Brussels pada bulan Juli dan mengumumkan bersama pimpinan UE Ursula von der Leyen bahwa kedua belah pihak telah mencapai "kesepakatan politik" untuk menyelesaikan perjanjian tersebut setelah 19 putaran negosiasi.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Airlangga Hartarto mengatakan ketidakpastian yang disebabkan oleh perang tarif dan proteksionisme antara negara-negara besar mendorong kedua belah pihak untuk mencari kepastian melalui perjanjian bilateral yang stabil. Nantinya, sekitar 80% ekspor Indonesia ke Uni Eropa akan bebas tarif setelah perjanjian tersebut mulai berlaku
"Ini adalah perjalanan sepuluh tahun yang telah menghasilkan sebuah tonggak sejarah yang mencerminkan komitmen kami dan komitmen para pemangku kepentingan terhadap bantuan ekonomi yang terbuka, adil, dan berkelanjutan," katanya dalam konferensi pers
(tps/tps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bye Trump! RI & Eropa Target Rampungkan I-EU CEPA di Semester I-2025